Selasa 28 Sep 2021 12:40 WIB

Delirium Bayangi Pasien Covid-19 Bergejala Parah

Mengapa Covid-19 dapat memicu delirium?

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
 Pasien Covid-19 beristirahat di dalam Intensive Care Unit (ICU) di rumah sakit Machakos Level 5 di Machakos, Kenya, 26 Agustus 2021 (dikeluarkan 27 Agustus 2021). Pasien Covid-19 parah berisiko mengalami delirium.
Foto:

Kebingungan dan agitasi bisa jadi akibat radang otak. Tim perawatan sering tidak dapat melakukan teknik pengurangan delirium standar, misalnya, latihan yang dirancang untuk membuat pasien bergerak

"Pada awal pandemi, protokol pencegahan delirium standar tidak dijalankan seperti biasanya karena kami berhadapan dengan keterbatasan alat pelindung diri," ucap Vlisides.

Selanjutnya, ada korelasi antara penggunaan obat penenang dan delirium. Pasien dengan delirium lebih sering dibius dan cenderung mendapatkan dosis yang lebih tinggi.

"Adalah umum untuk menggunakan obat penenang intravena di unit perawatan intensif (ICU), khususnya untuk pasien yang menggunakan ventilator. Namun, dari keterangan perawat, kami menemukan bahwa pasien Covid yang parah secara inheren lebih sering mengigau dan gelisah pada awal, itu mungkin mendorong penggunaan lebih banyak obat penenang," ungkap Vlisides.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement