Selasa 14 Sep 2021 14:55 WIB

Cabut IUD Sendiri Viral di Tiktok, Dokter: Berbahaya

Video mencabut sendiri IUD di Tiktok telah ditonton hingga dua juta kali.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Dokter melarang wanita mencabut sendiri IUD (ilustrasi).
Foto: Sciencealert
Dokter melarang wanita mencabut sendiri IUD (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter memperingatkan tentang tren di Tiktok yang kontroversial di mana wanita mencabut alat kontrasepsi (IUD) mereka sendiri untuk menghemat uang dan rasa sakit. Video ini viral di platform tersebut.

Dalam salah satu klip yang telah ditonton hingga dua juta kali, momfluencer @mikkiegallagher menceritakan telah melepas alat kontrasepsi atau IUD dengan melepaskan tembaga ke dalam serviks untuk mencegah kehamilan. "Hanya butuh dua menit, jauh lebih mudah daripada yang saya kira," ujar Gallagher memberi keterangan pada video tersebut seperti dilansir di laman New York Post, Selasa (14/9).

Klip berakhir dengan "obgyn" dadakan yang memegang alat berbentuk T yang dia tarik keluar dari leher rahimnya. Sementara itu, Youtuber Tiesha Essex menggambarkan pengalaman itu sebagai pembebasan di video pelepasan IUD lainnya. “Saya pikir saat itu datang ke leher rahim saya, saya hanya merasakan pelepasan,” ujarnya.

Banyak wanita telah beralih ke metode DIY (do it yourself) untuk menghindari biaya selangit dari pelepasan IUD oleh tenaga profesional, yang dapat menelan biaya  mulai dari 50 dolar AS (Rp 700 ribu) hingga lebih dari 1.000 dolar AS (RP 14 juta) dan sering kali tidak ditanggung oleh asuransi.

Meskipun demikian, dokter menyarankan agar praktik tersebut tidak dilakukan. “Lebih baik melakukannya di lingkungan yang terkendali,” kata dokter obgyn dan Direktur Institut Kesehatan Wanita di Sekolah Kedokteran Rutgers Robert Wood Johnson, dr Gloria Bachmann.

Dia mengatakan, dokter juga lebih siap untuk bereaksi jika prosedurnya salah. “Jika itu tertanam di lapisan otot rahim, itu dapat menyebabkan lebih banyak pendarahan, lebih banyak rasa sakit, dan itu benar-benar dapat membawa rahim ke bawah, yang bukan sesuatu yang diinginkan,” kata Bachmann.

Spesialis obstetri dan ginekologi di New York, Anar Yukhayev, menngatakan bahkan dengan alat yang tepat, mengeluarkan profilaksis membutuhkan sentuhan yang tepat.“Jika Anda menggunakan terlalu banyak kekuatan, itu mungkin berarti ada sesuatu yang salah, seperti IUD mungkin macet. Saat Anda menariknya, Anda sebenarnya bisa memasukkannya ke bagian rahim yang berbeda dan membuat pemasangan IUD menjadi lebih buruk. Itulah salah satu masalah yang dapat saya pikirkan mengapa itu bukan ide yang baik atau berisiko, sebenarnya berbahaya," jelasnya.

Beberapa wanita yang memilih untuk menempuh jalur pelepasan DIY dilaporkan telah mengalami efek samping yang mengerikan dari pil kontrasepsi.

Seorang Youtuber dari Alabama, Paige LeAnn, menceritakan pergi ke dua dokter dan rumah sakit untuk mencabut sumbat kehamilan setelah dua tahun setelah menderita kram, penambahan berat badan, depresi, dan banyak lagi.

Banyak yang tidak percaya cerita LeAnn, dengan satu dokter bahkan bertanya apakah dia pernah diperiksa karena kecemasan sebab belum pernah mendengar tentang gejala-gejala ini. Yang lain melaporkan dokter mereka menolak untuk mencabut AKDR sampai mereka menemukan metode kontrasepsi alternatif.

Namun, para ahli tetap bingung dengan akun ini karena Yukhayev mengeklaim efek samping yang disebutkan di atas adalah hasil dari perangkat yang dimasukkan secara tidak benar. "Ketika seorang wanita memiliki gejala-gejala ini dengan IUD terpasang, itu mungkin karena IUD sudah salah posisi,” jelasnya. 

“Jadi kalau salah posisi bisa menyebabkan kram, bisa sakit, kadang keluarnya sedikit darahnya.”

ika Anda sudah memulai di tempat yang tidak diposisikan dengan benar, lalu kemudian mencoba menariknya keluar sendiri, maka itu dapat memperburuk masalah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement