Selama libur tengah semester sekolahnya, remaja berusia 17 tahun itu menghabiskan hampir seluruh waktu luangnya untuk bermain game pertempuran di komputer. Orang tuanya mengatakan, dia bergadang semalaman lalu menutup tirai di siang hari untuk melanjutkan fokusnya bermain game di dalam kamar.
Orang tua Harikun kerap membawakan makanan ke kamarnya dan mendesaknya untuk berhenti. Namun, tetapi dia menolak untuk mengekang obsesinya.
Nasib serupa juga dialami oleh seorang gamer Twitter populer yang meninggal pada 2017 dalam maraton game 24 jam. Kala itu, dia melakukan streaming langsung untuk mengumpulkan uang untuk yayasan Make A Wish.
Brian Vigneault, dari Pantai Virginia di AS, juga gagal kembali ke webcam-nya setelah pergi untuk merokok. Mitranya mengira dia tertidur, tetapi kemudian malam berikutnya seorang teman melihatnya online dan mengiriminya pesan. Dia mendapat tanggapan dari seseorang yang mengaku sebagai detektif dari departemen kepolisian, yang menjelaskan bahwa Vigneault telah meninggal.