Depresi

Penulis penelitian mencatat depresi yang bisa ditimbulkan akibat sleep apnea. Sebuah penelitian beberapa tahun yang lalu juga menemukan hal yang sama.

"Pasien dengan OSA mengalami gangguan kesehatan dan kesehatan psikososial mereka dan kinerja sehari-hari juga menurun," kata para penulis.

Tidur yang terganggu dapat menyebabkan konsentrasi yang buruk, masalah suasana hati, kecemasan, dan gangguan depresi mayor (MDD). Faktor-faktor tersebut juga merupakan bagian dari kinerja siang hari yang buruk.

Masalah jantung

Penurunan mendadak kadar oksigen darah yang terjadi selama sleep apnea meningkatkan tekanan darah serta membebani sistem kardiovaskular. Memiliki apnea tidur obstruktif meningkatkan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi), menurut Mayo Clinic.

Sleep apnea obstruktif juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung berulang, strok, dan detak jantung abnormal, seperti fibrilasi atrium. Jika memiliki penyakit jantung, terjadinya oksigen darah rendah (hipoksia atau hipoksemia) dapat menyebabkan kematian mendadak akibat detak jantung yang tidak teratur.

Solusinya?

Agar saluran udara tetap terbuka, tidurlah dengan posisi miring atau tengkurap. Hal itu akan membantu apnea ringan.

Untuk kondisi yang lebih serius, bicarakan dengan dokter. Anda mungkin memerlukan mesin continuous positive airway pressure (CPAP) yang menjaga aliran oksigen tetap masuk ke hidung dan mulut sehingga Anda bernapas dengan normal saat tertidur. Terapi CPAP juga meningkatkan kualitas hidup pasien OSA. Jika itu tidak berhasil, ada prosedur bedah yang mungkin dilakukan.

"Pengobatan CPAP telah terbukti memperbaiki gejala depresi yang terkait dengan OSA," kata salah satu penulis penelitian

Ikuti Whatsapp Channel Republika