REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener, M.Psi., Psi, mengatakan, terdapat beberapa faktor yang membuat suami-istri memilih untuk tidak memiliki anak. Dalam bahasa Inggris, keputusan itu disebut sebagai "childfree" atau "voluntary childlessness".
"Banyak faktor (dari pasangan) sehingga memutuskan childfree, di antaranya adalah finansial yang dirasa belum mumpuni untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, ada penyakit bawaan atau kronis, kesiapan menjadi orang tua, informasi atau wawasan seputar pernikahan dan membentuk keluarga yang simpang siur, trauma masa kecil, dan lainnya," kata Samanta kepada Antara, Senin.
Lebih lanjut, Samanta mengatakan, faktor kesiapan secara mental juga bisa memengaruhi keputusan untuk childfree, terutama di masa pandemi yang penuh dengan ketidakpastian. Sementara itu, andaikan keputusan untuk tidak memiliki keturunan diambil karena ada faktor kesehatan mental maka perlu dipahami bahwa itu bisa disembuhkan.
"Jika di kemudian hari proses penyembuhan selesai lalu pasangan ingin memiliki anak, ini mungkin dilakukan," kata Samanta.
Begitu pula jika karena faktor finansial. Menunda memiliki anak hingga di rasa kondisi finansial mumpuni juga dapat dilakukan secara bijak.