Haidar adalah penulis studi yang menemukan bahwa banyak pengidap kanker, transplantasi organ, dan penyakit autoimun tidak menghasilkan antibodi setelah menerima vaksin Covid-19. Sementara itu, meski studi Pittsburgh belum ditinjau oleh rekan sejawat, ada semakin banyak bukti bahwa orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin tidak terlindungi setelah vaksinasi.
Haidar optimistis perawatan antibodi monoklonal dapat membantu mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian.
"Namun penggunaan obat-obatan tersebut tetap dibatasi karena biasanya harus diberikan melalui infus intra vena dan perlu diberikan dalam waktu 10 hari setelah gejala Covid-19 dimulai," ujar Haidar.
Dengan otorisasi yang diperluas dari FDA, cairan antibodi Regeneron dapat diberikan sebagai suntikan. Dosis pertama harus diberikan dalam waktu 96 jam setelah terpapar.
Kebijakan ini dikeluarkan setelah FDA mencermati hasil
uji klinis Regeneron, yang mengandung campuran antibodi monoklonal casirivimab dan imdevimab. Uji klinis melibatkan peserta dari Amerika Serikat, Rumania, dan Moldova.
Peserta uji klinis tersebut merupakan kontak erat dari anggota keluarganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam empat hari sebelumnya. Mereka secara acak dibagi menjadi dua kelompok, yakni satu menerima suntikan Regeneron dosis tunggal di bawah kulit Regeneron, dan yang lainnya plasebo.