REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pagi hari merupakan waktu yang paling penting bagi penyandang diabetes untuk mengetahui apakah kadar gula darah mereka dalam taraf yang sehat atau tidak. Alasannya, "fenomena subuh" yang terjadi di pagi hari dapat memengaruhi kondisi kadar gula darah penyandang diabetes tipe 2 sepanjang hari.
Fenomena subuh atau fenomena fajar dalam kasus diabetes tipe 2 merupakan istilah untuk menggambarkan sebuah peningkatan kadar gula darah yang abnormal di awal pagi. Menurut Mayo Clinic, fenomena subuh ini biasanya terjadi antara pukul 02.00 hingga 08.00 pagi.
Pada kasus diabetes tipe 2, fenomena subuh bisa menjadi pertanda bahwa tubuh tidak mampu memperbaiki perubahan insulin secara alami di malam hari. Kondisi ini sering kali akan diikuti dengan kadar gula darah yang tinggi secara konsisten di pagi hari.
Menurut perkiraan, sekitar 50 persen orang-orang yang menyandang diabetes tipe 2 mengalami fenomena subuh. Sebuah studi bahkan memprediksi bahwa fenomena ini terjadi pada sekitar 55 persen penyandang kencing manis.
"Pada orang-orang tanpa diabetes, peningkatan glukosanya minimal, tapi pada mereka yang memiliki diabetes, kadar gula darah akan bertahan lebih tinggi dibandingkan normal," ungkap Dr Sarah Brewer, seperti dilansir Express.co.uk.
Menurut Dr Brewer, fenomena subuh dipengaruhi oleh bioritme alami atau jam biologis tubuh di mana produksi hormon insulin akan ditekan selama tubuh tertidur. Insulin merupakan hormon yang berperan dalam menurunkan kadar gula darah.
Sebaliknya, hormon-hormon lain yang bersifat menaikkan kadar gula darah akan meningkat saat tubuh tidur. Beberapa di antaranya adalah hormon pertumbuhan, glukagon, dan kortisol.
Teori lain yang dikenal sebagai efek Somogyi mengindikasikan bahwa peningkatan kadar gula darah di pagi hari pada penyandang diabetes yang menggunakan insulin disebabkan oleh efek memantul dari terlalu banyak atau terlalu sedikit menggunakan insulin pada malam sebelumnya. Akan tetapi, teori ini merupakan teori yang kontroversial.
Pada kasus diabetes tipe 2, tubuh tak dapat memproses hormon insulin dengan sebagaimana mestinya. Padahal, insulin memiliki banyak peran penting di dalam tubuh, termasuk meregulasi kadar gula darah.