Rabu 28 Jul 2021 21:15 WIB

Ragam Kebiasaan Ini Picu Masalah Kesuburan

Perokok aktif dan pasif sama-sama memiliki risiko mengalami masalah kesuburan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
beragam faktor yang dapat memicu terjadinya infertilitas atau ketidaksuburan (ilustrasi).
Foto: ABC News
beragam faktor yang dapat memicu terjadinya infertilitas atau ketidaksuburan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan kesuburan merupakan masalah kesehatan global yang mempengaruhi jutaan orang dalam usia reproduksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada 48 juta pasangan dan 186 juta individu di dunia yang mengalami masalah kesuburan atau infertilitas.

Infertilitas bisa dialami oleh laki-laki dan perempuan. Pasangan suami-istri bisa dikatakan mengalami masalah kesuburan bila mereka tak kunjung mendapatkan kehamilan meski sudah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman secara rutin selama 12 bulan.

Ada beragam faktor yang dapat memicu terjadinya infertilitas. Sebagian di antaranya berkaitan dengan masalah kesehatan seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), endometriosis, obesitas, hingga masalah pada organ reproduksi.

Di samping itu, beragam kebiasaan dan gaya hidup juga dapat mempengaruhi risiko seseorang untuk mengalami gangguan kesuburan. Berikut ini adalah kebiasaan-kebiasaan tersebut, seperti dilansir di Indian Express, beberapa waktu lalu: 

 

1. Kegemukan, obesitas, dan aktivitas fisik berlebih

Salah satu kebiasaan yang dapat berkontribusi pada gangguan kesuburan adalah makan berlebih. Seperti diketahui, makan berlebih bisa berujung pada kegemukan dan obesitas.

"Kegemukan menyebabkan disfungsi ovarium dan ketidaksuburan pada perempuan," ujar konsultan kesuburan dari Nova IVF Fertility, dr Karishma Dafle.

Dr Dalfe menyebutkan, obesitas pada laki-laki berkaitan dengan jumlah dan kualitas sperma yang lebih rendah. Pada perempuan, penyandang obesitas juga kerap terdiagnosis dengan PCOS yang merupakan salah satu penyebab infertilitas.

"Aktivitas fisik berat dan menggunakan beragam obat akan menurunkan jumlah sperma pada laki-laki," ujar dr Dalfe.

2. Merokok dan paparan asap rokok

Perokok aktif dan pasif sama-sama memiliki risiko mengalami masalah kesuburan. Risiko ini berlaku bagi laki-laki dan juga perempuan.

Toksin-toksin nikotin dan kadmium di dalam tembakau dapat menurunkan kualitas sperma pada laki-laki dan produksi telur pada perempuan. Perempuan perokok juga lebih berisiko mengalami menopause dini, keguguran, dan melahirkan bayi dengan kecacatan. Pada laki-laki, kebiasaan merokok dapat meningkatkan kerusakan DNA sperma yang bisa berdampak pada tingkat kehamilan yang rendah.

Selain itu, kebiasaan merokok juga dapat mengurangi cadangan ovarium pada perempuan dan merusak silia di dalam tuba fallopi. Silia ini berperan penting dalam mengangkut sel telur dan/atau embrio dari sepanjang tuba fallopi ke dalam rahim.

3. Alat kontrasepsi, kafein, dan alkohol

Dr Dalfe mengungkapkan, penggunaan kontrasepsi jangka panjang dapat menyebabkan infertilitas permanen pada perempuan. Sedangkan konsumsi kafein bisa mempengaruhi jumlah sperma.

Ahli ginekologi dan konsultan IVF, dr Madhuri Roy, dari Conceive IVF mengatakan konsumsi alkohol pun patut diwaspadai. Kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan penurunan kualitas mani, kadar testosteron rendah, serta pengurangan volume air mani dan jumlah sperma pada laki-laki.

Pada perempuan, kebiasaan konsumsi alkohol dapat memicu ketidakseimbangan hormon. Kebiasaan ini juga dapat memicu ovulasi tak teratur dan menopause dini.

4. Ragam faktor gaya hidup lain

Dr Roy mengatakan memiliki jam kerja yang panjang juga dapat menurunkan kesuburan. Selain itu, perempuan yang berencana memiliki keturunan pada usia di atas 35 tahun juga kerap dihadapkan pada infertilitas.

Hal lain yang juga dapat mempengaruhi kesuburan adalah stres dan kecemasan. Keduanya bisa berdampak pada kadar hormon dan siklus menstruasi. Pelepasan hormon stres, kortisol, menyebabkan perubahan fisiologis yang mempengaruhi kesehatan reproduksi dan sumbu hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG) yang mengontrol sistem reproduksi.

5. Perbaikan gaya hidup

Sekitar 20-30 persen kasus infertilitas pada pasangan diketahui berkaitan dengan pilihan gaya hidup. Hal ini tentu bisa diperbaiki dengan memodifikasi gaya hidup.

Salah satu anjuran dr Roy adalah menghindari makanan cepat saji. Dr Roy juga menyarankan untuk beralih dari lemak trans seperti margarin dan minyak sayur terhidrogenasi ke lemak tak jenuh seperti minyak ikan dan kacang-kacangan.

"Mereka yang menggunakan obat tertentu perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memahami dampak obat tersebut terhadap kesuburan," ujar dr Roy. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement