REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deteksi sejak dini penyakit jantung bawaan (PJB) pada anak dinilai cukup penting. Hal ini dimaksudkan agar harapan untuk proses penyembuhan semakin besar.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr Radityo Prakoso, Sp.JP(K) mengatakan, semakin dini diagnosis PJB, maka harapan untuk proses penyembuhan akan semakin besar. "Apabila pada pemeriksaan fisik oleh dokter terdapat kecurigaan kelainan jantung, maka beberapa pemeriksaan tambahan harus dilakukan, antara lain ekokardiografi," kata dr Radityo, dalam pernyataan pers, Jumat (23/7).
PJB mengakibatkan gangguan aliran darah di dalam ruang jantung sehingga darah yang dipompa tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Tanpa kontrol kehamilan yang baik, sering kali PJB tidak terdiagnosis sebelum bayi dilahirkan. Pada saat orang tua mengetahui bahwa mereka memiliki bayi, proses perkembangan jantung telah selesai.
Dr Radityo mengatakan, penting bagi orang tua untuk melakukan screening pranikah, konsultasi dokter jantung pada masa kehamilan, dan screening pada bayi baru lahir. "Setiap jenis PJB memiliki penanganan yang berbeda satu sama lain, bergantung pada klasifikasi (sianotik atau non sianotik), kelainan struktur, dan keparahan defek jantung," kata dia.
Adanya dampak kematian dan morbiditas yang mengganggu, maka perlu dipahami lebih jauh mengenai tanda-tanda penyakit ini. Dengan begitu dapat dilakukan deteksi dini terhadap penyakit jantung bawaan pada anak-anak.
Penanganan PJB dapat dilakukan dengan obat-obatan serta tindakan bedah maupun non-bedah. Saat ini, metode pilihan utama non-bedah untuk menangani penyakit jantung bawaan tertentu adalah prosedur intervensi menggunakan kateter. Namun, tidak semua dapat diatasi dengan intervensi non-bedah. Jenis yang kompleks tetap memerlukan pembedahan. Dr Radityo mengatakan, saat ini PJB dapat ditangani tanpa pembedahan. Intervensi kateter zero fluoroscopy (tanpa radiasi) merupakan teknik mutakhir penanganan PJB tanpa radiasi dan pembedahan. Diketahui, radiasi dapat menimbulkan efek jangka panjang baik untuk pasien maupun dokter dan tim laboratorium kateterisasi.
"Prosedur ini menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi, tanpa menggunakan sinar radiasi," ujarnya
Keuntungan zero fluoroscopy adalah di mana intervensi dilakukan tanpa radiasi dan keuntungan intervensi non bedah adalah hari perawatan singkat, penggunaan anestesi dan obat-obatan lebih sedikit, bekas luka sayatan sangat kecil, serta biaya lebih efektif.
Dalam rangka Hari Anak Nasional, Heartology Cardiovascular Center meluncurkan paket skrining penyakit jantung bawaan anak. Hal ini dimaknai sebagai kepedulian terhadap perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal walaupun di masa pandemi Covid-19. PJB atau Congenital Heart Disease (CHD) adalah penyakit jantung yang telah ada sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan.