Ahad 18 Jul 2021 14:10 WIB

Dokter Tirta Ungkap Mengapa Anosmia Sulit Sembuh

Sebagian pasien Covid-19 masih mengalami anosmia meski sudah tidak demam atau batuk.

Dr Tirta mengungkap alasan mengapa anosmia pada sebagian pasien Covid-19 sulit sembuh (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Dr Tirta mengungkap alasan mengapa anosmia pada sebagian pasien Covid-19 sulit sembuh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dr Tirta Mandira Hudhi, mengungkap alasan mengapa sebagian pasien Covid-19 sulit menyembuhkan anosmia. Hal itu tak lain karena pasien bersangkutan kurang istirahat.

Relawan dan pegiat media sosial yang fokus dalam penanggulangan penyebaran Covid-19 ini mengatakan, hal yang harus dilakukan uoleh pasien Covid-19 yang kehilangan indra penciumannya adalah harus beristirahat total. 

"Kenapa sih anosmia itu tidak sembuh-sembuh? Karena banyak orang itu ngomong-nya isoman (isolasi mandiri), tetapi dia masih aktif, masih mengerjakan sesuatu, masih nongkrong garap kerjaan, itu akan menghalang-halangi energi kita untuk penyembuhan," kata dr Tirta, dalam diskusi yang digelar secara daring, Sabtu (17/7).

Dia menyebut, antibodi manusia menghabiskan energi yang besar saat sedang melawan penyakit di dalam tubuh. Jika masih melakukan aktivitas berat saat sakit, penderita Covid-19 akan merasa semakin lemas. "Itulah pentingnya kenapa kita harus bed rest," kata dia.

Anosmia merupakan salah satu gejala yang dialami pasien Covid-19. Anosmia atau kehilangan indra penciuman terkadang tidak kunjung pulih, meskipun penderita sudah tidak merasakan demam atau batuk usai menjalani isolasi lebih dari 10 hari. 

Dr Tirta juga membagikan cara lain untuk menyembuhkan anosmia. "Cara menyembuhkan anosmia secara logis adalah menambahkan banyak zat-zat pembangun tubuh. Apa saja zat pembangun sel tubuh? Yaitu protein. Nutrisi yang mencukupi itu akan membuat protein kita cukup," kata dia.

Selain itu, penderita Covid-19 juga harus memenuhi kebutuhan vitamin dalam tubuh. Dr Tirta mengatakan, kebutuhan vitamin tidak hanya dipenuhi dari suplemen tetapi juga bisa dari buah-buahan dan sayur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement