REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pasien Long Covid akan menerima vaksin bulanan dalam uji coba yang dilakukan Inggris. Penelitian ini akan memberikan harapan bagi satu juta orang Inggris yang menderita gejala kronis akibat Covid-19.
Untuk pertama kalinya di dunia, para ilmuwan Inggris akan mengeksplorasi pemberian vaksin setiap bulan kepada penderita Long Covid dalam upaya memerangi kondisi tersebut. Setidaknya, sekitar 40 penderita Long Covid akan ditawari setidaknya dua suntikan tambahan dalam uji coba akhir tahun ini.
Beberapa pengembang vaksin besar mendukung penelitian ini. Jika uji coba berhasil, para ilmuwan dapat merekrut ribuan pasien lagi.
Dr David Strain, dosen klinis senior di University of Exeter Medical School yang akan memimpin uji coba, mengatakan, produsen vaksin tertarik untuk mendukung uji coba. Hal itu dilakukan setelah penelitian awal menunjukkan gejala Long Covid berkurang secara signifikan setelah pasien mendapatkan vaksin.
"Banyak yang melihat peningkatan dramatis dalam beberapa hari setelah vaksin. Kelelahan mereka hilang, mereka bisa berjalan lebih jauh tanpa merasa sesak," kata Dr Strain, dilansir di The Sun, Selasa (13/7).
"Beberapa lainnya juga mengatakan merasa normal kembali," tambahnya.
Dia mengatakan bahwa penelitian sebelumnya menunjukkan perbaikan berlangsung selama sekitar satu bulan sebelum gejala kembali. Hingga kini, jutaan orang di dunia telah pulih dari infeksi virus corona awal, tetapi mereka masih merasakan sakit.
Gejalanya yakni kelelahan, suhu tinggi, diare, rambut rontok, nyeri dada, insomnia, halusinasi, panas dingin, disorientasi, masalah kognitif, masalah pernapasan, nyeri otot atau tubuh, detak jantung lebih dari 100 detak per menit, muntah, dan masalah dengan jantung.
Dr. Strain mengatakan, saat ini diharapkan dampak dari vaksin yang sedang berlangsung akan terungkap dari penelitian. Sekitar satu dari sepuluh orang yang terkena virus akan menderita gejala yang berkepanjangan. Long Covid juga merupakan fenomena baru yang belum sepenuhnya dipahami.