Respons antibodi tertinggi terlihat setelah dua dosis Pfizer sesuai jadwal. Sementara itu, respons sel T tertinggi berasal dari pemberian vaksin AstraZeneca diikuti dosis Pfizer.
Penyelidik percobaan yang terlibat dengan studi AstraZeneca-Pfizer yang merupakan profesor di bidang pediatri dan vaksinologi University of Oxford, Prof Matthew Snape, mencatat dalan rilis pracetak studi bahwa temuan tersebut dapat memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam peluncuran vaksinasi global. Di lain sisi, Swaminathan memperingatkan, sebaiknya seluruh negara bersikap bijak dalam program vaksinasi.
"Situasi akan kacau di negara-negara jika warga mulai memutuskan sendiri kapan dan siapa yang harus mengambil dosis kedua, ketiga, atau keempat," ujar dia.