REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis gizi klinis dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, menjelaskan, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah mengenai khasiat air kelapa sebagai obat. Akan tetapi, mengapa orang positif Covid-19 ada yang merasa kondisi badannya lebih baik setelah meminumnya?
"Jadi jika orang merasa lebih baik, sebenarnya itu sesuatu yang bersifat subjektif dan kita harus melihatnya secara komprehensif," kata Juwalita dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, dikutip Selasa (13/7).
Juwalita mengatakan, kemungkinan orang yang merasa lebih baik setelah meminum air kelapa telah menjalankan pengobatan yang dianjurkan. Pengobatan dari dokter memang tak bersifat spesifik terhadap Covid-19, melainkan suportif.
Selain itu, menurut Juwalita, orang positif Covid-19 juga menjalani diet seimbang yang sifatnya mendukung penyembuhan. Kemungkinan, konsumsi air kelapa memberi sugesti positif pada orang yang mengoonsumsinya.
"Semua yang sifatnya sugesti positif terhadap tubuh kita bisa membawa dampak yang baik juga,” kata Juwalita yang praktik di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Dari segi komposisi, air kelapa memiliki isi 94 persen air. Sementara, lima persennya adalah karbohidrat yang terutama dalam bentuk glukosa dan fruktosa. Lalu, sekitar 0,02 persen protein dan sebagian kecil sekali lemak.
Selanjutnya, air kelapa mengandung vitamin B, yaitu B1, B2, B3, B5, B6, B7, dan B9 alias Folat. Juwalita menyebut, vitamin B, terutama B6 dan folat, memang sangat berperan pada sistem imun secara keseluruhan.