Sabtu 10 Jul 2021 04:01 WIB

Pakar: Usia Saat Menikah Pengaruhi Kualitas Hubungan

Pakar sarankan menikah setidaknya menunggu hingga berusia 25 tahun.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Suami Istri
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi Suami Istri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyak pasangan yang menikah mendambakan hubungan yang harmonis dan langgeng. Namun untuk mewujudkan itu tentu tak mudah, apalagi jika pasangan menikah di usia yang belum matang secara mental dan finansial.

Para pakar sepakat bahwa usia kedua mempelai ketika menikah dapat berdampak pada kualitas pernikahan mereka. Terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di New York, Kelsey Torgeson, tidak menyarankan seseorang menikah setelah lulus SMA atau bahkan kuliah. Menurut dia, setidaknya tunggu hingga usia 25 tahun jika ingin menikah.

Baca Juga

“Sebelum usia 25 tahun, otak belum sepenuhnya berkembang, sehingga seseorang mungkin belum sepenuhnya yakin apa yang dia inginkan dari pasangannya. Menunggu hingga setidaknya usia 25 juga dapat memberi waktu bagi pasangan muda untuk mengenal lebih jauh karakter masing-masing,” kata Torgeson seperti dilansir dari Health Digest, Jumat (9/7).

Berbeda dengan Torgeson, terapis pernikahan Weena Culling mengatakan bahwa di usia 28 tahun seorang perempuan bisa dikatakan siap untuk menikah. Sementara untuk laki-laki, usia terbaik untuk menikah yaitu di usia 32 tahun, ketika mereka telah matang dan mapan dalam berkarir.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Nicholas H Wolfinger di Institute for Family Studies mendukung klaim tersebut. Penelitian itu menunjukan bahwa pasangan yang menikah di atas usia 25 tahun memiliki kemungkinan 50 persen lebih kecil untuk berceria dalam waktu lima tahun. Sementara tingkat perceraian paling rendah terjadi pada orang yang pertama kali menikah pada usia sekitar 30-34 tahun.

Tetapi bagaimana dengan orang yang pertama kali menikah pada usia 35 tahun atau lebih? Sosiolog di University of Maryland, Philip Cohen, mengatakan bahwa Wanita yang menikah di usia 35 tahun lebih, kecil kemungkinan untuk bercerai.

Meski begitu, soal menikah dan memilih pasangan tidak bisa melulu mempertimbangkan usia. Pendiri perusahaan perjodohan LUMA Luxury Matchmaking, April Davis, menyatakan bahwa waktu terbaik untuk menikah adalah ketika seseorang telah merasa nyaman dan percaya diri dengan pekerjaan dan kehidupan pribadinya.

“Jika Anda ingin menentukan usia yang tepat, yang penting adalah Anda merasa nyaman dengan pasangan pada usia berapapun itu,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement