Rabu 30 Jun 2021 07:25 WIB

Bisakah Orang Negatif Covid-19 Tularkan Virus?

Staf hotel karantina di Ausy diduga menjadi penyebar virus meski negatif Covid-19.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Tes Covid-19 (Ilustrasi). Staf hotel karantina di Australia diduga menjadi penyebar virus pada seorang tamu meski dirinya negatif Covid-19.
Foto: Prayogi/Republika.
Tes Covid-19 (Ilustrasi). Staf hotel karantina di Australia diduga menjadi penyebar virus pada seorang tamu meski dirinya negatif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang perempuan di Queensland, Australia, diduga tertular Covid-19 dari seorang staf hotel karantina yang negatif Covid-19 dan telah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19. Bagaimana itu bisa terjadi?

Teorinya adalah staf hotel secara tidak sengaja menyebarkan varian virus dari satu tamu ke tamu lain yang menginap di sana. Kedua tamu hotel itu menghuni kamar di lantai yang berbeda.

Baca Juga

Otoritas kesehatan meyakini bahwa petugas hotel karantina itu menjadi penghubung antara kedua pelancong tersebut. Teori pertama menyebut, partikel virus menempel pada tubuh staf hotel setelah berinteraksi dengan satu tamu, kemudian dia menularkannya kepada tamu satunya lagi.

Bagaimana dia bisa menularkan Covid-19 tanpa dites positif? Ahli imunologi University of Queensland, Australia, Larisa Labzin, mengatakan, teori itu adalah skenario yang mungkin terjadi.

"Kami tahu bahwa virus pasti dapat bertahan untuk beberapa waktu di permukaan," kata dr Labzin, dikutip dari laman ABC Australia, Rabu (30/6).

Awalnya, staf tersebut mengantar seorang pria ke ambulans yang sudah menunggunya. Pria itu diketahui baru pulang dari Mongolia dan positif Covid-19.

Setelah itu, staf kemudian beranjak ke lantai lain di hotel dan mengambil spesimen usap hidung dari pramugari sebagai bagian dari pengujian rutin. Setelah meninggalkan hotel karantina, pramugari itu dinyatakan positif Covid-19 dengan jenis genom yang sama dengan pria yang pulang dari Mongolia.

Otoritas kesehatan meyakini staf hotellah yang menjembatani penularan Covid-19 antartamu hotel. Dr Labzin menjelaskan bahwa skenario itu tidak mungkin terjadi mengingat staf hotel saat dikarantina selalu mengenakan alat pelindung diri (APD) baru ketika menangani tamu.

"Cukup sulit membayangkan bagaimana hal itu bisa terjadi, tetapi saya kira itu menunjukkan betapa menularnya virus ini," ujar dr Labzin.

Ahli virus dari University of Queensland, Kirsty Short, sependapat dengan rekannya mengenai teori transmisi permukaan itu. Ia menjelaskan, penularan dari kontaminasi permukaan jarang terjadi.

"Itu mungkin (bisa terjadi) kurang dari 10 persen dari kejadian penularan, jadi ini adalah rute yang jauh lebih jarang," kata dr Short.

Teori kedua, yang disukai oleh para ahli adalah staf hotel karantina memang tertular Covid-19, tetapi hanya dalam waktu yang sangat singkat. Labzin mengatakan, staf tersebut bisa saja terinfeksi Covid-19 singkat tanpa pernah mengetahui penyakitnya itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement