Keputusan English Heritage untuk tidak menghapus plakat biru itu tampaknya memicu protes publik. Melalui sebuah pernyataan di akun Twitter-nya, organisasi tersebut menjelaskan alasan mengapa plakat biru 1997 untuk Enid Blyton tidak akan dihapus.
"Situs web kami memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kehidupan seseorang, termasuk aspek-aspek yang tidak nyaman. Kami tidak punya rencana apa pun untuk menghilangkan plakat biru yang telah diberikan kepada Enid Blyton. Kami akan terus memperbarui situs web kami sehingga cerita di balik setiap plakat tersaji secara lengkap,” demikian pernyataan English Heritage, seperti dilansir The Sun, Jumat (18/6).
We have no plans whatsoever to remove any of our blue plaques.
We'll continue to update our website so that the story behind each plaque – and each person – is told in full. https://t.co/wAgxo6KGmQ
— English Heritage (@EnglishHeritage) June 17, 2021
Keputusan English Heritage menyebut karya Blyton "kurang nilai sastra" dipertanyakan oleh komedian David Baddiel. Dalam cicitannya di Twitter, dia menulis "Mengenai Enid Bylton, rasisme iya, xenofobia iya, tapi aneh sekali kalau menyebut buku yang telah terjual lebih dari 600 juta eksemplar sebagai 'kurang nilai sastra'."
Ahli botani dan presenter televisi, James Wong, mengatakan bahwa gagasan bahwa karya Enid Blyton memiliki unsur rasis telah ada setidaknya selama tiga dekade lalu. Ia heran hal tersebut sekarang diungkit kembali.
"Mengapa tiba-tiba begitu marah tentang hal itu hari ini, seolah-olah itu akan menjadi berita panas?" kata dia.
Blyton juga terkenal sebagai pengarang Noddy dan Malory Towers. Dia meninggal pada tahun 1968 dalam usia 71 tahun.