Jumat 18 Jun 2021 07:25 WIB

Peneliti Sarankan tak Usah Tes Antibodi Usai Divaksinasi

Tes antibodi pascavaksinasi jangan digunakan sebagai indikator kekebalan seseorang.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas medis menyuntikan vaksin Covid-19 kepada karyawan Danone Indonesia saat pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Gotong Royong Danone Indonesia di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/6). Para ahli dari Indian Council Medical Research (ICMR) tidak menyarankan untuk melakukan tes antibodi kuantitatif usai vaksinasi.
Foto:

Di India, sudah ada beberapa kasus infeksi ulang pascavaksinasi (breakthrough infection), meski sebagian besar adalah kasus ringan. ICMR tidak mengizinkan tes antibodi pascavaksinasi untuk digunakan sebagai indikator kekebalan karena itu dapat membangun kepercayaan palsu hingga orang melakukan perilaku ceroboh.

Misalnya, dalam beberapa kasus, ada individu yang telah menunjukkan tingkat antibodi yang optimal, meski baru mendapatkan dosis pertama saja. Fakta itu tidak berarti dosis kedua bisa dilewati.

Ada berbagai faktor lain, seperti susunan genetik seseorang, yang juga dapat memengaruhi tingkat respons antibodi yang ditunjukkan setelah dosis vaksin diberikan. Terlebih lagi, waktu pengujian juga harus dipertimbangkan karena para ahli umumnya sepakat bahwa respons yang kuat terhadap vaksin membutuhkan waktu untuk dibangun.

Pedoman ICMR sejalan dengan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Oleh karena itu, bagi mereka yang telah mengambil dosis tunggal atau menyelesaikan serangkaian vaksin lengkap, disarankan untuk terus mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan menjaga jarak sosial, yang terbukti efektif dalam menekan penyebaran virus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement