REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tes antibodi usai vaksinasi Covid-19 cukup sering dipromosikan oleh klinik dan rumah sakit belakangan ini, apalagi ketika muncul varian baru virus corona. Tak sedikit masyarakat mencoba mengukur respons sistem imun tubuh melalui tes antibodi.
Hanya saja, para ahli dari Indian Council Medical Research (ICMR) tidak menyarankan untuk melakukan tes antibodi kuantitatif. Dikutip dari Times Now News, Jumat (18/6), para ahli mengungkapkan bahwa tingkat kekebalan yang dimiliki seseorang pascavaksinasi tidak dapat dijelaskan dengan hanya melihat jumlah antibodi dalam tubuh.
Meskipun mampu mengukur suatu protein yang disebut antibodi, tes tidak bisa mengukur perlindungan yang berasal dari produksi mekanisme lain, seperti sel B atau T. Tidak hanya itu, ICMR juga belum sepenuhnya yakin dengan tingkat antibodi yang diperlukan untuk secara definitif menyimpulkan bahwa seseorang benar-benar kebal terhadap SARS-CoV-2.