Jumat 11 Jun 2021 04:13 WIB

Kurang Tidur, Diebetesi Hadapi Risiko Kematian Lebih Tinggi

Semua orang perlu memastikan kecukupan tidur.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Kurang tidur (ilustrasi). Sebuah penelitian yang melibatkan hampir setengah juta orang di Inggris menunjukan diabetesi yang secara teratur berjuang melawan masalah tidur menghadapi risiko kematian lebih tinggi.
Foto:

Para peneliti yang berafiliasi dengan University of Surrey dan Northwestern University menerbitkan temuan mereka dalam Journal of Sleep Research pada 8 Juni, berdasarkan data dari Biobank Inggris. Dari sekitar 487 ribu orang di seluruh Inggris yang terdaftar dalam penelitian dari 2006 hingga 2010, sekitar seperempat menjawab "tidak pernah/jarang" mengalami gangguan tidur, 48 persen menjawab "kadang-kadang", dan 28 persen menjawab "biasanya".

Mereka yang melaporkan masalah tidur memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi, lebih tua, dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk masuk dalam kelompok kulit putih, perempuan, perokok aktif, dan mengalami depresi, serta diabetes. Sementara dua persen peserta sering mengalami gangguan tidur dan mengidap diabetes, hampir 70 persen tidak menghadapi masalah ini, dan tiga persen diabetesi memiliki kualitas tidur lebih baik.

Selama delapan tahun dan 10 bulan masa tindak lanjut, para peneliti mencatat 19.177 kematian karena sebab apa pun. Di samping itu, sekitar 3.800 kematian dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular.

Sebelumnya peneliti lain juga mencatat bahwa kualitas tidur yang cukup adalah kunci dalam mengelola stres, melindungi kesehatan mental, mengatur suasana hati, serta memproses emosi. Tidur cukup juga mendukung sistem kekebalan tubuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement