REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Tjoet Nja' Dhien hasil restorasi di Belanda, kembali ditayangkan di bioskop Indonesia. Proses restorasi dilakukan dengan mentransformasi film dari pita seluloid ke Digital Cinema Package (DCP), sehingga gambar lebih bersih dan detail, serta warna semakin tajam.
Penayangan lagi film Tjoet Nja' Dhien juga disertai poster baru menggantikan versi lama, yang menampilkan wajah pemeran Cut Nyak Dien, yaitu aktris Christine Hakim. Sang aktris menjelaskan alasan keberadaan poster versi baru itu.
Selama 33 tahun, Christine mengatakan Cut Nyak Dhien identik dengan dirinya. Namun, kini, film itu bukan lagi tentang mengenalkan dirinya pada generasi milenial.
“Bukan itu. Ada pesan yang jauh lebih besar,” kata Christine dalam acara nonton bareng Tjoet Nja' Dhien dengan Kemenparekraf di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Saat bertanya kepada sang sutradara Eros Djarot, Christine mengatakan Eros enggan mengurus tentang poster, dan menyerahkan padanya. Awalnya, Eros mengusulkan poster baru tetap menampilkan wajah karakter Cut Nyak Dhien, tetapi Christine menolak usul itu.
“Kalau boleh jangan lagi saya, karena ada pesan yang jauh lebih penting, yang harus disampaikan ke masyarakat,” ujar aktris kelahiran 25 Desember 1956 itu.
Jika melihat poster versi baru, Christine mengatakan tampilannya sangat modern dan milenial sekali. Poster itu merupakan desain dari Joko Anwar, yang menerjemahkan keinginan Christine Hakim.
“Ini idenya Joko Anwar, setelah mendapat masukan dari saya tentang apa yang mau disampaikan dari saya,” kata pemain film Perempuan Tanah Jahanam itu.
Christine menjelaskan bahwa poster baru tidak lagi menampilkan kesan seram. Pun Joko Anwar tidak menyarankan pemotretan, tetapi mengusulkan ilustrasi. Karena itu, poster baru menampilkan ilustrasi Panglima Laot, dengan bayangan opsir Belanda tanpa wajah. Di sana, Christine ingin menyampaikan bahwa “Belanda” bisa siapa saja, termasuk orang kepercayaan, seperti di dalam film Tjoet Nja' Dhien.
Menurut dia, poster itu juga sejalan dengan ucapan Soekarno, di mana perjuangannya lebih mudah karena melawan penjajah, tapi perjuangan kalian lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.
“Itulah esensinya. Saya ingin bicara Tjoet Nja' Dhien bukan lagi Christine Hakim, ada esensi lebih penting yang perlu dipahami oleh bangsa, kita sekarang, dan kedepannya,” ujar dia.