REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), penyakit jantung koroner (45 persen) merupakan penyebab kematian tertinggi setelah strok (51 persen). Meski dapat mengintai siapa saja, penyakit jantung dapat dicegah dengan sejumlah upaya.
Bahkan, ada sebuah tes sederhana yang menurut para dokter di Yale University School of Medicine, Connecticut, Amerika Serikat dapat diandalkan untuk menunjukan risiko seseorang terkena penyakit jantung terkait aortic aneurysm, yakni penggelembungan pembuluh aorta. Aorta merupakan pembuluh darah besar yang membawa darah dari jantung ke jantung ke seluruh tubuh.
Tes itu dilakukan dengan mencoba gerakkan ibu jari sejauh mungkin melewati telapak tangan. Peneliti menguji metode ini pada 305 orang.
"Studi kami menunjukkan bahwa mayoritas pasien aneurisma tidak menunjukkan tanda positif pada tes ibu jari-telapak tangan, tetapi pasien yang punya hasil tes positif memiliki kemungkinan tinggi untuk memiliki aneurisma," kata penulis senior Dr John A Elefteriades, dilansir The Sun, Kamis (27/5).
Dr Elefteriades mengatakan, orang yang bisa melenturkan ibu jari mereka hingga tepi telapak tangan tidak berada di jurang pecahnya aneurisma. Sebab, aneurisma sering kali membutuhkan waktu puluhan tahun untuk berkembang hingga berisiko pecah.
"Hasil tes yang positif tidak perlu membuat panik, namun, tes ini mungkin berguna untuk melihat orang dengan faktor risiko yang ada," tutur dr Elefteriades yang memublikasikan penelitiannya di American Journal of Cardiology.