REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit jantung masih menjadi ancaman bagi dunia, tak terkecuali Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang atau sekitar 2,7 juta individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Karena itulah, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan dan mengetahui beberapa gejalanya. Selain nyeri di dada atau lengan, mengalami penyakit arteri perifer (PAD) juga dapat mengarahkan Anda ke kondisi koroner.
David Newby, seorang profesor kardiologi di Centre of Research Excellence Universitas Edinburgh mengungkap bahwa banyak orang yang tidak sadar telah mengalami penyakit arteri perifer (PAD). PAD menyebabkan berkurangnya aliran darah ke tungkai dan kaki, serta dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Nah, salah satu ciri awal dari PAD adalah kram parah di area betis.
"Jika Anda merasakan sensasi kram yang mencekam di betis saat Anda berjalan, mungkin ada sebaiknya menemui dokter, karena itu bisa menjadi penanda PAD," kata dia seperti dilansir dari Best Life, Senin (24/5).
Asosiasi Medis Podiatrik Amerika (APMA) juga menyatakan bahwa nyeri pada kaki atau paha merupakan gejala awal dari PAD. Karena itulah, deteksi dini PAD diyakini bisa memperlambat penyakit dan mengurangi kemungkinan serangan jantung dan stroke.
Penderita PAD juga dapat mengalami luka kulit atau borok di kaki atau jari kaki yang tidak sembuh selama delapan hingga 12 minggu. Untuk alasan ini, American Heart Association menyarankan untuk selalu melepas kaus kaki setiap pemeriksaan rutin.
Menurut American Heart Association, tidak ada solusi ampuh untuk menyembuhkan PAD, tetapi ada beberapa cara untuk menguranginya. Dan, perubahan gaya hidup adalah solusi utama.
"Ubah gaya hidup dengan melakukan pola makan sehat, peningkatan olahraga, dan berhenti merokok. Deteksi dini PAD juga menjadi kunci," tegas Newby.