REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Yogyakarta, Sumadiono mengemukakan 90 persen penyakit lupus di Indonesia diderita oleh kaum perempuan pada usia produktif. Sebanyak 90 persen lupus di Indonesia adalah perempuan berusia produktif 15 hingga 45 tahun.
"Sepuluh persen diderita oleh laki-laki dan anak-anak," katanya saat menghadiri rangkaian Hari Lupus Sedunia 2021 secara virtual, yang dipantau di Jakarta, Senin (10/5).
Ia mengatakan penyakit lupus dan autoimun termasuk penyakit kronis di Indonesia karena jumlahnya terus meningkat. Salah satu faktor penyebabnya adalah kemampuan diagnosis yang masih terbatas di Indonesia.
"Itu mengapa lupus sering dikenal sebagai penyakit 'Seribu Wajah' karena penyakit ini sulit untuk didiagnosis dan kemampuan diagnosis pun belum merata," katanya.
Di samping itu, kata Sumadiono, pelayanan dan fasilitas obat-obatan juga masih belum merata atau bahkan tidak tersedia. Kebijakan layanan di setiap daerah pun masih berbeda-beda.
Pendiri Yayasan Lupus Indonesia Tiara Savitri mengatakan diperlukan edukasi terkait penyakit lupus kepada petugas yang menjadi ujung tombak pelayanan di Puskesmas."Setiap daerah bisa melakukan edukasi bagi dokter Puskesmas dan dokter spesialis. Minimal mereka bisa mengenal empat atau tiga gejala berdasarkan cek laboratorium," kata dia.