Kamis 29 Apr 2021 20:03 WIB

Iritasi Mata Bisa Jadi Gejala Penyakit Tiroid

Salah satu cara yang dapat menjadi indikator kunci sakit tiroid adalah kondisi mata.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Salah satu cara yang dapat menjadi indikator kunci sakit tiroid adalah kondisi mata.
Foto: www.freepik.com.
Salah satu cara yang dapat menjadi indikator kunci sakit tiroid adalah kondisi mata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit tiroid bisa berbahaya bila terlambat terdeteksi. Jika tidak ditangani, gangguan kelenjar tiroid yang memicu kelebihan atau kekurangan hormon tiroid itu dapat mengarah pada penyakit stroke hingga gagal jantung.

Salah satu cara yang dapat menjadi indikator kunci adalah kondisi mata. Jika Anda atau orang di sekeliling mengalami iritasi mata berulang atau kondisi mata yang kering dan gatal, ada baiknya memeriksakan kesehatan tiroid.

Baca Juga

Meskipun, mata yang kering dan gatal bisa jadi tanda dari kondisi lain, seperti alergi musiman. Mayo Clinic menjelaskan, iritasi mata pun termasuk salah satu gejala umum penyakit Graves, di mana produksi hormon tiroid menjadi berlebihan.

Berdasarkan data dari MedlinePlus, satu dari 200 orang mengidap penyakit Graves. Sementara, menurut American Thyroid Association (ATA), setengah dari pengidap penyakit Graves diketahui mengalami gejala gangguan pada mata.

Dokter mata Mark Scott Brown menjelaskan, yang kerap terjadi adalah penyakit mata tiroid (TED) atau penyakit mata Graves. Kondisi itu menyebabkan otot dan jaringan lemak di belakang salah satu atau kedua mata menjadi meradang dan bengkak.

Meski penyakit Graves dan TED sering dikaitkan, Brown menegaskan bahwa keduanya adalah penyakit yang terpisah. "Harus didiagnosis dan diobati secara terpisah," ujar Brown, dikutip dari laman Best Life Online, Kamis (29/4).

Beberapa tanda umum TED termasuk sakit mata, sensitivitas terhadap cahaya meningkat, mata menonjol, retraksi kelopak mata, merasakan tekanan pada mata, dan penglihatan ganda. ATA pun menyebutkan tambahan gejala lain.

Misalnya, kemerahan atau peradangan pada bagian putih bola mata, robekan berlebihan, dan pembengkakan kelopak mata. Segera kunjungi dokter untuk memeriksakan tiroid dan mata apabila mengalami gejala-gejala tersebut.

Umumnya TED menyerang pasien yang berusia 30-40 tahun, dan sebagian besar adalah perempuan. Gary H Cassel, penulis buku The Eye Book: A Complete Guide to Eye Disorders and Health menjelaskan faktor risiko TED.

Sang dokter menjelaskan, riwayat hipertiroidisme dalam keluarga tidak jarang terjadi. Stres dan merokok juga telah dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan mengidap TED alias penyakit mata tiroid.

Cassel mengingatkan bahwa TED bisa menjadi sangat tidak terduga dalam permulaan, perkembangan, keparahan, dan durasinya. Perawatannya bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya, dari obat tetes mata hingga operasi.

Pada tahap awal TED, obat tetes mata dan handuk lembap pada mata dapat membantu meringankan rasa tidak nyaman. Cassel menyarankan banyak menutup kelopak mata di malam hari untuk membantu menjaga mata tidak mengering saat tidur.

Dalam beberapa kasus, kacamata khusus dapat membantu menjaga kelembapan mata, sementara pada kasus yang lebih parah, operasi kelopak mata mungkin diperlukan. Bagian penting dari perawatan termasuk menormalkan kembali fungsi tiroid.

Sayangnya, salah satu aspek penyakit mata tiroid yang paling membuat frustrasi adalah pengaturan kelenjar tiroid terkadang hanya sedikit berpengaruh pada kondisi mata. Bahkan, ada juga pasien yang tidak mendapati pengaruh apapun.

Hingga kini, hal itu juga sulit dipahami oleh dokter dan penyedia layanan kesehatan yang menangani pasien. "Jika Anda memiliki kelainan tiroid, mata Anda mungkin masih berisiko," ungkap Cassel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement