Keraguan pertama terhadap produk low fat
Baru menjelang tahun 2000 muncul keraguan pertama, apakah mengkonsumsi makanan berkadar lemak rendah jadi jalan keluarnya. Banyak orang yang menghadapi masalah bobot tubuh yang berlebihan. Jadi mereka membeli produk low fat. Tapi ternyata itu tidak menolong menurunkan berat tubuh.
Tahun 2001, Institut Cochrane mulai meninjau kembali studi tentang makanan berkadar lemak rendah. Hasilnya: tidak ada petunjuk, bahwa makanan low fat bisa memperpanjang hidup!
Lima tahun setelah itu muncul bukti yang utama. Sebuah studi melibatkan 50.000 perempuan. Separuhnya mengkonsumsi makanan berkadar lemak rendah, separuhnya mengkonsumsi makanan biasa. Hasilnya, tidak ada tanda pengurangan jumlah serangan jantung dan stroke.
Lemak jahat dan lemak baik
Setelah 30 tahun, akhirnya kampanye tentang buruknya lemak berhenti. Setidaknya sebagian. Sejak saat itu dibedakan antara lemak yang jahat dan yang baik, yang dikandung dalam minyak nabati.
Jadi pedoman konsumsi makanan di AS hanya memperingatkan akan bahaya lemak jenuh dan kolesterol, yaitu lemak yang jahat. Tapi sejumlah studi sekarang sudah menunjukkan, bahwa kolesterol dalam makanan tidak punya pengaruh atas nilai-nilai dalam darah.
Kesimpulan dari para peneliti: Lebih dari 10 tahun, konsumsi makanan berkadar lemak rendah dianjurkan, walaupun tidak ada bukti bahwa itu menguntungkan kesehatan!
Tapi produk-produk berkadar lemak rendah tetap ada. Sementara produsennya semakin kehilangan argumentasi yang mendukung, mereka tetap mendorong tren low fat.
sumber: https://www.dw.com/id/cara-tepat-perangi-lemak/a-57313412