REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mengobati pasien COVID-19 di rumah dengan budesonide yang merupakan obat asma hirup terbukti menjanjikan. Budesonide ternyata dapat mempercepat pemulihan berdasarkan hasil uji coba di Inggris.
Budesonide menurut dokter dapat mengubah cara Covid-19 dirawat di seluruh dunia. Para peneliti di balik uji coba - yang dikenal sebagai PRINCIPLE - mengatakan temuan itu hanya analisis sementara pada tahap ini. Tetapi dapat segera mengarahkan dokter untuk meresepkan inhaler budesonide kepada pasien yang terinfeksi COVID-19 tetapi tidak cukup sakit untuk dirawat di rumah sakit.
"Untuk pertama kalinya kami memiliki bukti berkualitas tinggi tentang pengobatan efektif yang dapat diterapkan di seluruh komunitas untuk orang-orang yang paling berisiko mengembangkan penyakit yang lebih parah dari COVID-19," kata Richard Hobbs selaku profesor di universitas Oxford Inggris dilansir dari Arab News pada Sabtu (17/4).
Hobbs mencatat perawatan COVID-19 dengan steroid deksametason tidak bisa disamakan dengan budesonide. Budesonide efektif pada tahap awal COVID-19 dan dapat digunakan di rumah.
"Ini adalah tonggak penting untuk pandemi ini," ujar Hobbs.
Hasil PRINCIPLE menambah bukti baru-baru ini dari penelitian yang lebih kecil di Inggris. Penelitian pada Februari lalu menemukan budesonide mengurangi waktu pemulihan dan kebutuhan rawat inap di antara pasien COVID-19 yang diberikan dalam waktu seminggu setelah gejala pertama.
Budesonide adalah obat kortikosteroid yang aman, relatif murah dan tersedia di seluruh dunia dalam inhaler untuk mengobati asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
"Praktisi medis di seluruh dunia yang merawat orang dengan COVID-19 di masyarakat mungkin ingin mempertimbangkan bukti ini saat membuat keputusan pengobatan," kata Chris Butler selaku dokter keluarga dan profesor Oxford yang ikut memimpin studi PRINSIPLE.
"Ini akan membantu orang dengan COVID-19 pulih lebih cepat," lanjut Butler.
Penelitian ini melibatkan 961 pasien yang secara acak menerima budesonide hirup. Penelitian membandingkan dengan 1.819 pasien yang menerima perawatan standar biasa.
Sebanyak 751 orang dalam kelompok budesonide dan 1.028 dalam kelompok perawatan biasa adalah SARS-CoV-2 positif dan dimasukkan dalam analisis sementara. Dokter meminta pasien budesonide untuk melakukan dua kali sehari selama dua pekan.