Rabu 17 Mar 2021 18:25 WIB

Sembilan Mitos Makanan Sehat yang tak Perlu Dipercaya

Alpukat kaya kandungan lemak sehat, namun bukan berarti makan alpukat membuat gemuk.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Alpukat
Foto: flickr
Alpukat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak informasi mengenai makanan sehat yang bisa ditemukan di internet. Di antara beragam informasi tersebut, sebagian di antaranya adalah mitos belaka.

Ahli gizi dan pendiri Vita-Sol, Fiona Tuck, mengungkapkan beberapa mitos seputar makanan dan pola makan sehat yang tak perlu lagi digubris. Berikut ini adalah sembilan mitos di antaranya, seperti dilansir di laman MamaMia, Rabu (17/3):

1.Makanan bebas gluten selalu lebih sehat

Makanan bebas gluten memang lebih baik dikonsumsi untuk orang-orang yang menderita penyakit celiac atau intoleransi gluten. Akan tetapi, orang-orang yang tak memiliki masalah tersebut sebenarnya tak perlu ikut-ikutan mengonsumsi makanan bebas gluten hanya untuk menjadi lebih sehat.

Hanya mengonsumsi makanan bebas gluten justru tidak baik untuk nonpenderita penyakit celiac. Alasannya, makanan ini rendah akan serat.

Dalam memilih roti misalnya, roti bebas gluten merupakan pilihan yang lebih sehat untuk penderita penyakit celiac. Namun untuk nonpenderita penyakit celiac, roti gandum utuh merupakan pilihan yang lebih menyehatkan karena kaya akan gizi dan serat.

2. Jus dan smoothie menu sarapan tersehat

Jus dan smoothie bukan opsi sarapan yang sehat. Meski dibuat sendiri, jus atau smoothie dari buah-buahan umumnya tinggi akan kandungan gula karena membuat smoothie atau jus tak cukup hanya dengan satu buah saja. Di sisi lain, jus atau smoothie yang dijual bebas biasanya mengandung gula tambahan.

Bila memang ingin mengonsumsi jus atau smoothie, lebih baik gunakan sayur-sayuran sebagai bahan dasarnya dibandingkan buah yang manis. Akan tetapi, beberapa jenis sayur seperti beetroot dan wortel juga diketahui mengandung gula yang lebih tinggi dibandingkan sayur lainnya.

"Jadi bila memungkinkan, pilih makanan utuh dibandingkan jus karena (sayur atau buah utuh) juga mengandung serat, dan Anda akan mengonsumsi dalam jumlah yang lebih sedikit," kata Tuck.

3. 'Susu' berbasis tanaman lebih sehat

Saat ini, sari almon atau yang lebih dikenal sebagai susu almon menjadi salah satu alternatif susu sapi yang populer. Susu yang terbuat dari pangan nabati sebenarnya bukan alternatif susu sapi yang lebih sehat, kecuali untuk orang-orang yang memang memiliki alergi terhadap susu sapi.

"(Susu berbasis tanaman) bisa memiliki kandungan minyak tanaman, pengental, emulsifier, dan gula yang tinggi serta rendah nutrisi," ujar Tuck.

Susu kedelai memiliki profil nutrisi yang paling dekat dengan susu biasa. Namun bila tetap ingin mengonsumsi susu berbasis tanaman, pastikan produk yang digunakan bebas dari tambahan minyak atau gula, dan sudah terfortifikasi dengan kalsium.

4. Telur buruk untuk jantung

Banyak rumor yang meyakini telur dapat meningkatkan kadar kolesterol dan membahayakan kesehatan jantung. Padahal, penelitian terkait telur menunjukkan hasil berbeda.

Menurut Heart Foundation, konsumsi telur hampir tak memberikan efek terhadap kadar kolesterol darah. Konsumsi telur justru direkomendasikan sebagai bagian dari pola makan sehari-hari.

Yang perlu diperhatikan adalah makanan-makanan lain yang dikonsumsi bersamaan dengan telur. Mengonsumsi teur dengan mentega dan krim serta daging asap tentu tidak menyehatkan.

5. Pisang buruk untuk kesehatan karena kandungan gulanya

Berlawanan dengan mitos ini, pisang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Selain kaya akan serat, pisang juga kaya akan vitamin B6, kalium, magnesium, dan mangan.

"Satu pisang matang berukuran sedang mengandung sekitar 110 kalori, 0 gram lemak, satu gram protein, 28 gram karbohidrat, 15 gram gula, dan tiga gram serat," ujar Tuck.

6. Alpukat membuat gemuk

Alpukat memang dikenal kaya akan kandungan lemak sehat. Namun bukan berarti konsumsi alpukat akan menggemukkan.

"Makanan hanya akan menggemukkan bila Anda mengonsumsinya secara berlebihan," kata Tuck.

Alpukat atau makanan kaya akan lemak sehat lain seperti kacang-kacangan dan ikan tuna dapat memberikan energi yang besar. Selain itu, makanan-makanan ini juga dapat memberikan perasaan kenyang lebih lama.

7. Bar granola adalah camilan sehat

Granola kerap digadang sebagai makanan menyehatkan. Akan tetapi, bar granola yang banyak tersedia di pasaran belum tentu menyehatkan. Satu potong bar granola besar dengan label alami dan diolah dengan cara dipanggang bisa memiliki kalori, gula, hingga sirup yang tinggi.

8. Semua yogurt menyehatkan

Tak semua produk yogurt di pasaran itu sama, mengingat produk yogurt saat ini memiliki banyak variasi rasa. Yogurt biasa atau yogurt greek tawar merupakan opsi yogurt yang paling sehat. Akan tetapi, produk yogurt dengan berbagai rasa biasanya mengandung banyak gula.

Yogurt dengan label 'tanpa gula tambahan' juga biasanya mengandung pemanis buatan. Tuck mengatakan, alternatif tersebut tak selalu menjadi opsi yang sehat.

"Bila memilih yogurt dengan variasi rasa, pilih yang kaya protein, tidak mengandung gula tambahan, dan dipermanis oleh pemanis alami rendah kalori seperti ekstrak daun stevia," ujar Tuck.

9. Minuman vitamin baik untuk penuhi kebutuhan gizi

Saat ini ada banyak minuman bervitamin yang beredar di pasaran. Selain praktis, minuman-minuman ini juga memiliki rasa yang enak dan menyegarkan.

Akan tetapi, minuman seperti ini cenderung mengandung gula tambahan yang cukup tinggi. Tuck mengatakan akan lebih baik bila kebutuhan asupan vitamin didapatkan dari mengonsumsi sayur dan buah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement