Selasa 09 Mar 2021 12:33 WIB

Survei Catat 63 Persen Penyintas Indonesia Alami Long Covid

Dampak long covid-19 yang dirasakan penyintas tak sekadar fisik.

Ilustrasi Covid-19
Foto:

'Long COVID' membuat angka kesembuhan menjadi problematis

Adanya sindrom pasca-COVID-19 yang dialami sejumlah orang membuat definisi kesembuhan juga perlu dilihat dari dua sisi.

"Istilah 'recovery' yang digunakan oleh pemerintah selama ini hanya berarti pulih dari infeksi. Tapi dari sudut pandang pasien, sembuh kan berarti kembali normal [sebelum tertular COVID]," ujarnya.

Dr Dicky Budiman, epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University Australia mengatakan, kesembuhan sebenarnya memiliki definisi dari aspek epidemiologis, sosial, dan klinis.

Menurutnya, seseorang bisa dikatakan sembuh secara epidemiologi jika ia tidak bisa lagi menularkan COVID. Sementara sembuh secara klinis berarti tidak ada fungsi organ tubuh yang tidak terganggu.

Dari aspek sosial, sembuh adalah jika kehidupan sosial dan aktivitasnya bisa berlangsung normal seperti sebelumnya. "Dari aspek klinis, kita tahu ada sejumlah kasus long COVID yang dampak jangka panjangnya belum diketahui."

"Dan ketika ada orang yang dinyatakan sembuh namun tidak diperbolehkan bekerja atau beraktivitas seperti biasa karena stigma, maka kesembuhan secara sosial juga tidak terpenuhi," ucap dia.

Menurut dr Dicky, ketiga aspek kesembuhan ini harus terpenuhi, karenanya parameter kesembuhan yang digunakan Pemerintah Indonesia dalam penanganan COVID-19 menjadi problematis.

"Kesalahkaprahan saat kasus pemulihan ini selain ilmiah itu tidak tepat, tidak berbasis definisi operasional yang ilmiah, tidak didukung oleh ketiga aspek tadi, kemudian juga akan menyesatkan dalam strategi pengendalian pandemi, yang menimbulkan rasa aman semu."

Menanggapi hal ini, juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengakui kesembuhan bukan hanya satu-satunya parameter keberhasilan. Pemerintah menggunakan definisi kesembuhan COVID-19 yang mengacu pada "standar nasional yang juga diadaptasi apa yang ditetapkan WHO."

"Kita tidak bisa memungkiri, akan sangat banyak determinan kasus sembuhnya seseorang, namun untuk saat ini standar yang digunakan ialah yang berdasarkan temuan yang banyak di lapangan dan sudah melalui berbagai studi terpercaya."

Presiden Joko Widodo pekan lalu kembali menekankan angka kesembuhan COVID-19 di Indonesia di saat tercatat lebih dari 1,3 juta kasus positif dan setidaknya 36.000 kematian dalam setahun terakhir.

"Kesembuhan per 3 Maret 2021, Indonesia berada di angka 86,18 persen. Rata-rata dunia ada di angka 78,93 persen. Artinya kita lebih baik dari angka rata-rata kesembuhan dunia."

Meski demikian, angka rata-rata kesembuhan dunia menurut Worldometer tercatat sebesar 97 persen.

sumber : ABC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement