Jumat 05 Mar 2021 00:20 WIB

Benarkah Sayur Hambat Penurunan Berat Badan?

Diet ekstrem tanpa makan sayuran menjadi sorotan warganet Indonesia belakangan ini.

Sayuran  (ilustrasi)
Foto:

Buku tips diet yang sempat menghebohkan tersebut datang dari selebritas Tya Ariestya. Ia mengaku berhasil menurunkan berat badannya secara drastis melalui diet ketat selama beberapa bulan.

Tya berhasil memangkas berat badannya hingga 25 kilogram dalam kurun waktu empat bulan. Ia juga mengatakan dirinya tidak memakan sayur selama diet karena dianggap menghambat penurunan berat badan. Selain tidak memakan sayur, diet ala Tya Ariestya juga disorot karena asupan kalori hariannya kurang dari 500 kalori (Very Low Calorie Diet/VLCD).

Menurut Dr. Rita, hal ini membahayakan kesehatan dan memiliki dampak jangka pendek hingga panjang. Dampak jangka pendeknya dengan defisit energi tersebut menyebabkan proporsi tubuhnya akan menjadi tidak bagus.

Jadi, komposisi tubuhnya tidak hanya lemak saja yang hilang. Namun juga penurunan massa otot, tulang, dan total air dalam tubuh. Sementara, untuk jangka menengah, nantinya akan menjadi tidak cukup untuk memberikan energi ke kerja basa dan imunitas, dan bisa jatuh ke malnutrisi.

"Imunitas terganggu, dan kalau terekspos virus dan bakteri akan lebih mudah terpapar," jelasnya.

Lebih lanjut, untuk efek jangka panjangnya, akan terjadi resiko gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan lambung, hingga irama denyut jantung.

"Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang irreversible -- tidak bisa diperbaiki. Perbaikan pola hidup, pemberian obat, mereka tidak mengembalikan (organ) ke fungsinya hingga 100 persen seperti semula. Jadi, jangan coba-coba lakukan diet ekstrem ini," kata Rita.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement