Kamis 25 Feb 2021 13:30 WIB

Efek Samping Diet Keto Menurut Ahli

Diet keto seharusnya hanya dilakukan di bawah pengawasan klinis.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nora Azizah
Diet keto seharusnya hanya dilakukan di bawah pengawasan klinis.
Foto: www.freepik.com
Diet keto seharusnya hanya dilakukan di bawah pengawasan klinis.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Diet ketogenik atau pola makan yang membatasi atau bahkan sama sekali tidak mengomsumsi karbohidrat, telah menjadi salah satu tren diet yang populer, salah satunya di Saudi. Namun para ahli kesehatan mengatakan, banyak yang tidak mengetahui efek samping dari diet tersebut.

Menurut Healthline.com, diet ketogenik, umumnya dikenal sebagai keto, adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang memiliki kesamaan dengan diet rendah karbohidrat dan Atkins. Penurunan asupan karbohidrat dan peningkatan lemak menempatkan tubuh dalam keadaan metabolisme yang disebut ketosis. Namun, diet tersebut dapat, bahkan telah menyebabkan efek samping yang parah bagi sebagian orang.

Baca Juga

“Diet keto seharusnya hanya dilakukan di bawah pengawasan klinis, dan hanya untuk jangka waktu yang singkat,” kata Dr. Ruwaida Idrees, ahli gizi, CEO dan pemilik Hayati Ghethaei, sebuah perusahaan katering, yang dikutip di Arab News, Kamis (25/2).

Dia menambahkan bahwa diet keto hanya boleh dipertimbangkan dalam "kasus ekstrim", karena dapat lebih cenderung memberikan resiko dibanding manfaat bagi tubuh. Idrees mengatakan, keto dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, karena jantung juga merupakan otot.

"Berkonsultasi dengan dokter, menyelesaikan tes yang diperlukan dan mendiskusikan tujuan dengan ahli diet klinis semuanya harus dipertimbangkan sebelum memulai diet keto," tambahnya.

Idrees mengatakan, ada banyak kesalahpahaman seputar diet keto dan olahraga, menambahkan bahwa olahraga tetap dapat mengurangi risiko penyakit jantung, obesitas, dan kondisi kesehatan lainnya. Namun orang-orang juga perlu berhati-hati tentang jenis olahraga yang mereka praktikkan, katanya.

"Diet keto juga dapat memengaruhi kinerja Anda selama latihan tertentu, dan Anda tidak akan dapat berolahraga secara intens atau sesering sebelumnya,” ujarnya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement