Senin 22 Feb 2021 10:10 WIB

Tidur Kurang dari 5 Jam Sehari Picu Demensia dan Kematian

Pentingnya tidur terus diteliti oleh para ilmuwan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Pentingnya tidur terus diteliti oleh para ilmuwan.
Foto:

Sebaliknya, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kualitas dan durasi tidur yang lebih baik terkait dengan insiden demensia dan kematian yang lebih rendah. Sebuah studi pada 2018 yang diterbitkan dalam Journal of American Geriatrics Society mengikuti 1.517 orang dewasa Jepang berusia 60 tahun dan lebih selama periode 10 tahun.

Mereka menemukan bahwa orang dewasa yang tidur antara lima hingga 6,9 jam per malam memiliki insiden demensia dan kematian yang lebih rendah selama masa studi. Tidur sering diremehkan sebagai komponen penting untuk tetap sehat.

Gangguan tidur, termasuk insomnia (kesulitan atau ketidakmampuan untuk tidur) terlihat pada sepertiga orang dewasa, sleep apnea atau mendengkur, sindrom kaki gelisah, narkolepsi, dan hampir 100 diagnosis terkait tidur tambahan. Mereka yang menderita gangguan neurologis memiliki insiden masalah tidur yang lebih tinggi.

Jadi, seperti yang terjadi pada dua studi di atas, masih sulit untuk mengungkap kausalitas versus korelasi. Selain itu, individu dengan gangguan tidur seperti obstructive sleep apnea lebih mungkin mengembangkan masalah kardiovaskular, obesitas, dan diabetes tipe-2.

Data dari berbagai penelitian menunjuk pada hubungan antara tidur yang lebih baik dan kesehatan yang lebih baik. Karena sebab dan akibat antara tidur dan kesehatan otak dan umur panjang tetap sulit untuk dibuktikan. Studi lebih lanjut dan perhatian pada tidur, serta menilai dan mengobati gangguan tidur selama masa dewasa harus menjadi masalah yang ditangani pada populasi yang menua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement