Kamis 18 Feb 2021 12:53 WIB

Solusi Mengompol Usai Jalani Bedah Kanker Prostat

Pasien kanker prostat yang selesai menjalani pembedahan bisa mengalami mengompol.

Pasien kanker prostat yang selesai menjalani pembedahan bisa mengalami mengompol.
Foto:

Chaidir menuturkan, prosedur pembedahan untuk mengangkat sel kanker dilakukan pada pasien dengan stadium kanker awal atau terlokalisir di prostat. Pembedahan ini terdiri dari beberapa modalitas salah satunya Laparascopic Radical Prostatectomy (LRP). Pengaplikasian teknik LRP dikatakan memberikan efek komplikasi lebih ringan jika dibandingkan dengan operasi terbuka pengangkatan prostat, durasi rawat lebih singkat, jumlah pendarahan lebih sedikit, serta risiko infeksi lebih rendah.

Menurut dia, keuntungan yang didapatkan dari laparoskopi dibandingkan dengan terapi yang lain yakni tumor primernya diangkat sehingga eradikasi kanker lebih baik. Sementara itu, pada stadium kanker lanjut atau sudah menyebar ke organ tubuh lain, penanganan yang bisa dilakukan berupa terapi hormonal dan kemoterapi.

Kanker prostat merupakan jenis kanker dengan jumlah angka kejadian terbanyak ke-4 di seluruh dunia dan menempati urutan ke-2 kanker yang diderita oleh pria setelah kanker paru. Berdasarkan Global Cancer Statistics 2018, diperkirakan sebanyak 1,2 juta kasus baru muncul di seluruh dunia dan 359.000 kematian disebabkan kanker prostat.

Kondisi ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker prostat dan kesadaran pentingnya pemeriksaan dini, terutama pada populasi risiko tinggi. Di Indonesia, kanker prostat menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diperkirakan mencapai 25.012 orang. Sebagian besar pasien didiagnosis pada stadium lanjut karena deteksi dini kasus kanker prostat belum optimal di Indonesia.

"Padahal, pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun dan mencapai di atas 90 persen. Angka ini dapat turun hingga 50 persen apabila ditemukan pada stadium lanjut. Oleh karena itu, program deteksi dini yang lebih baik dan efisien perlu ditingkatkan," ujar dokter spesialis konsultan uro-onkologi Siloam Hospitals ASRI dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement