REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deretan film karya sutradara Francis Ford Coppola kerap menampilkan para aktor dan aktris dengan akting mengesankan. Sang sineas ternyata punya cara tersendiri untuk memilih pemeran bersama tim casting.
Francis mengibaratkan intuisi memilih pemeran seperti saat datang ke sebuah pesta. Setelah seseorang pulang dari sebuah pesta meriah, keesokan harinya pasti ada satu sosok yang tetap terkenang di antara tamu lainnya.
Menurut Francis, bisa saja alasannya bukan penampilan menarik atau wajah yang rupawan, tetapi ada kualitas dari kepribadian orang tersebut membekas pada ingatan. Teknik serupa dia terapkan pada proses seleksi pemeran.
"Saat aktor datang dan pergi, ada sosok yang terkenang karena dia punya kualitas tertentu yang saya sukai. Itu indikator yang baik bahwa mereka akan punya efek yang sama bagi audiens," tutur Francis saat menjadi narasumber di program Mola Living Live yang tayang di Mola TV, Jumat.
Sutradara trilogi The Godfather itu merasa pandangan bahwa sutradara membesarkan nama aktor agak kurang tepat. Menurut dia, para aktor menunjukkan penampilan dan akting yang hebat sehingga mereka bisa terus diterima penonton.
Francis mengatakan, sutradara hanya bisa berusaha membuat para aktor merasa nyaman untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Hal serupa selalu dia lakukan selama menyutradarai film-filmya dengan aktor yang punya beragam kepribadian.
Peraih dua penghargaan di Palme d’Or mencontohkan sosok Marlon Brando, yang disebutnya sebagai aktor jenius. Setelah Brando terlibat untuk sebuah peran, dia akan segera menanyakan semua seluk-beluk dan detail peran, serta menjajal banyak eksperimen.