REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet keto merupakan salah satu diet yang sangat populer di banyak negara. Terlepas dari popularitasnya, diet keto ternyata menempati urutan kedua terburuk dari 39 macam diet yang dinilai dalam US News and World Report's. Apa alasannya?
Sekitar 70 persen kalori yang dikonsumsi dalam diet keto berasal dari lemak. Selain itu, diet keto juga hampir tidak melibatkan karbohidrat.
Pengaturan pola makan seperti ini dikatakan dapat membuat tubuh memasuki ketosis, di mana tubuh membakar lemak untuk mendapatkan energi, bukan membakar glukosa yang berasal dari karbohidrat. Diet keto memang dapat memberikan manfaat pada beberapa kelompok.
Pada penyandang diabetes, misalnya, diet keto dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Pakar psikoterapi Babita Spinelli juga mengatakan, diet keto dapat membantu meregulasi suasana hati penyandang gangguan bipolar.
Akan tetapi, belum ada bukti ilmiah yang dapat mendukung manfaat dari penerapan diet keto dalam jangka panjang. Selain itu, belum diketahui pula bagaimana dampak dari diet tinggi lemak seperti diet keto terhadap risiko penyakit kronis dan harapan hidup.
Selain itu, ahli gizi Bonnie Taub-Dix menekankan bahwa pola makan dan gaya hidup yang seimbang merupakan pilihan terbaik. Sedangkan diet keto bisa dikatakan jauh dari kata seimbang. Salah satu alasannya, diet keto sangat membatasi konsumsi karbohidrat.
"Diet ini mengeliminasi karbohidrat gandum utuh yang sehat dan kaya nutrisi," tukas Bonnie, seperti dilansir Insider, Rabu (6/1).