REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar kematian aktris India Misti Mukherjee memunculkan banyak pertanyaan mengenai keamanan diet keto. Aktris tersebut meninggal setelah mengalami gagal ginjal karena "diet keto".
Lalu, apa itu diet keto? Dilansir laman Indian Express, Selasa (6/10), pola makan ini membuat pelakunya mengonsumsi lemak dalam jumlah tinggi dengan jumlah protein yang cukup dan lebih sedikit karbohidrat.
Diet yang juga dikenal sebagai KD ini banyak dijalanknan oleh diabetesi karena dapat menyebabkan penurunan gula darah dan kadar insulin secara signifikan. Ahli gizi Ruchi Sharma mengungkap, diet keto awalnya diterapkan terutama untuk membantu mengurangi kejang pada anak-anak yang menderita epilepsi.
“Menghindari karbohidrat dan menggantinya dengan protein dan lemak telah menjadi dogma utama di antara mereka yang ingin menurunkan berat badan dengan cepat,” ujar dia.
Seorang dokter konsultan di Fortis Hospital, Mulund, India, Dr Pradip Shah, mengatakan, diet keto yang berujung kematian sebenarnya adalah kasus yang jarang terjadi. Biasanya, kasus ini terjadi ketika orang sudah memiliki penyakit lalu mengikuti diet.
"Diet keto mengharuskan orang makan lemak dalam jumlah tinggi bersama protein dan karbohidrat yang lebih sedikit. Ketika seseorang menjalani diet itu dalam jangka panjang, ginjalnya bisa terpengaruh," tutur dia.
Selain itu, Sharma melihat pelaku diet keto akrab dengan keju dan mentega olahan. Padahal, penambahan keju dan mentega olahan dilakukan dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi.
"Asupan tinggi protein juga bisa membuat ginjal kewalahan. Makan protein dalam jumlah tinggi sambil menjalani keto bisa membebani ginjal," jelas Sharma.
Menurut Sharma, mengurangi karbohidrat secara drastis dan membebani ginjal secara berlebihan dapat menyebabkan masalah pada pengeluaran semua produk limbah metabolisme protein. Shah menyarankan agar diet keto hanya selama dilakukan selama enam bulan.
Kalau ingin melanjutkannya, sebaiknya ambil masa jeda setidaknya selama satu hingga dua bulan. Setelah itu, pelaku diet keto dapat melanjutkannya kembali.
Sementara itu, Shah mengatakan, setiap diet yang mengandung lebih sedikit karbohidrat untuk jangka waktu yang lebih lama dapat menyebabkan kegagalan organ. Ia lalu menyoroti diet paleo yang juga dikenal sebagai 'diet zaman batu'.
"Ini adalah diet mode modern yang mengharuskan seseorang untuk meniru jenis diet yang diikuti selama era Paleolitik," tutur dia
Mengenai kegagalan ginjal, Shah mengingatkan bahwa rutin mengonsumsi minuman manis, seperti minuman soda atau minuman ringan, dan makanan yang diproses dapat membahayakan ginjal. Tak hanya itu, pengawet dalam makanan mengandung fosfor dan natrium, juga dapat mempengaruhi ginjal secara lebih luas.
Meskipun banyak penyakit, racun, dan obat-obatan yang berbeda dapat menyebabkan gagal ginjal, sejauh ini penyebab penyakit ginjal yang paling umum adalah diabetes. Di samping itu, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah halus dan jaringan ginjal.
"Jika keduanya tidak ditangani, orang akan mengalami penyakit ginjal kronis dan akhirnya gagal ginjal," kata Sharma.
Daripada mengikuti diet keto, menurut Sharma, lebih baik dapat memilih diet rendah karbohidrat yang diformulasikan dengan baik. Pola makan ini juga dapat membantu menurunkan berat badan, tanpa mengonsumsi protei terlalu banyak.
Sharma meningatkan agar memilih pola makan dengan makanan yang sehat untuk jantung dan seluruh tubuh. Makanan-makanan yang baik dikonsumsi adalah buah-buahan segar, sayuran aneka warna, biji-bijian, produk susu rendah lemak atau bebas lemak.
"Jadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas Anda, karena berkeringat juga membantu membuang racun," kata Sharma.