Selasa 29 Dec 2020 10:55 WIB

Ingin Kurangi Mabuk Perjalanan? Coba Latihan Visuospasial

Dibandingkan laki-laki, perempuan lebih sering mengalami mabuk perjalanan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Kendaraan memadati tol Jakarta-Cikampek di kawasan Karawang, Jawa Barat, Kamis (24/12). Mabuk perjalanan bisa terasa menyiksa.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kendaraan memadati tol Jakarta-Cikampek di kawasan Karawang, Jawa Barat, Kamis (24/12). Mabuk perjalanan bisa terasa menyiksa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada saja orang yang sering mengalami mabuk perjalanan saat berkendara. Hal itu tentu sangat menyiksa lantaran memicu mual dan muntah, pusing, hiperventilasi, sakit kepala, serta perasaan gelisah.

Belum jelas apa pemicu utama mabuk perjalanan. Untuk mengurangi mabuk perjalanan, dokter kerap merekomendasikan agar seseorang duduk di tengah atau menghadapkan mata ke cakrawala.

Baca Juga

Beberapa obat juga dapat membantu, meski umumnya memicu rasa kantuk. Belum lama ini peneliti dari Inggris menemukan cara mengurangi mabuk perjalanan tanpa efek samping.

Caranya ialah menggunakan metode latihan visuospasial dengan memanipulasi objek 3D dalam imajinasi seseorang. Mereka mencatat bahwa ada hubungan antara mabuk perjalanan dan kemampuan visuospasial.

Studi ini juga menemukan bahwa laki-laki cenderung memiliki kemampuan visuospasial yang lebih baik daripada perempuan. Karenanya lebih banyak perempuan yang mengalami mabuk perjalanan daripada pria.

Untuk menguji hipotesis tersebut, tim merekrut 42 peserta untuk diuji. Mereka mengajak 20 peserta yang setengahnya perempuan melakukan uji coba simulasi mengemudi. Sebanyak 22 peserta lainnya dengan 60 persen di antaranya perempuan melakukan uji coba mengemudi di jalan raya.

Sebelum uji coba, para peneliti mengukur kinerja visuospasial dasar peserta dan menilai kadar mabuk perjalanan mereka. Tim kemudian memberikan pelatihan visuospasial dengan pena dan kertas untuk diselesaikan selama 15 menit sehari selama 14 hari.

Pelatihan ini melibatkan kegiatan seperti melihat bentuk 3D dan mengidentifikasi dengan benar dari sejumlah bentuk reorientasi yang merupakan bentuk aslinya. Mereka juga mendapat tugas melipat kertas dan menganalisis pola spasial.

Pada akhir periode ini, para peserta kembali mengambil bagian dalam simulasi atau uji coba mengemudi di jalan, di mana para peneliti menilai mabuk perjalanan mereka. Tim menemukan bahwa mabuk perjalanan peserta telah berkurang rata-rata 51 persen dalam uji coba simulasi dan 58 persen dalam uji coba di jalan.

Peneliti dari University of Warwick Inggris sekaligus penulis studi, Joseph Smyth mengatakan, mampu mengurangi kerentanan seseorang terhadap mabuk perjalanan dengan metode pelatihan otak sederhana adalah hal yang menggembirakan. Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Applied Ergonomics.

"Penelitian ini bisa jadi acuan kita dalam merancang produk dan layanan yang menyenangkan. Mabuk perjalanan telah lama membatasi seseorang dalam berkendara, dan penelitian ini telah menunjukkan metode baru untuk mengatasi hal ini,” kata Smyth seperti dikutip dari Medical News Today.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement