REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan merupakan tiga upaya penting dalam mencegah penularan Covid-19. Di samping protokol kesehatan tersebut, sebagian ahli menilai, kebersihan mulut juga memainkan peran penting dalam upaya pencegahan penularan Covid-19. Benarkah?
Menurut Prof. Martin Addy, menyikat gigi sebelum meninggalkan rumah dapat membantu menangkal Covid-19. Alasannya, sebagian besar pasta gigi mengandung deterjen yang sama seperti pada hand sanitizer.
Di sisi lain, virus penyebab Covid-19 umumnya ditularkan melalui air liur dan droplet (percikan liur). Dengan menyikat gigi menggunakan pasta gigi, diharapkan viral load atau jumlah virus pada air liur dapat berkurang sebelum virus tersebut memiliki kesempatan untuk "bergerak".
"Aksi antimikroba pada pasta gigi di mulut dapat bertahan selama tiga hingga lima jam, dengan demikian akan menurunkan jumlah virus pada air liur atau (menurunkan) infeksi oleh virus yang masuk ke dalam mulut," jelas profesor di bidang ilmu kedokteran gigi tersebut, seperti dilansir laman Independent UK.
Agar dampaknya bisa terasa, waktu sikat gigi juga penting diperhatikan. Selain sikat gigi biasa yang dilakukan di pagi dan malam hari, sikat gigi juga sebaiknya dilakukan ketika akan pergi keluar rumah di masa pandemi Covid-19.
"Idealnya, frekuensi sikat gigi sebaiknya ditingkatkan," ujar Addy.
Hal senada juga disampaikan oleh profesor di bidang ilmu kesehatan mulut Michael Lewis. Dia mengatakan, penelitian telah menunjukkan bahwa kebersihan mulut yang buruk menjadi faktor penting yang memengaruhi terjadinya infeksi saluran pernapasan.
"Hal ini sangat relevan pada masa pandemi Covid-19 ini. Masyarakat perlu mengapresiasi manfaat dari kebersihan mulut yang baik," kata Lewis.
Selain pasta gigi, Lewis mengatakan obat kumur juga mengandung senyawa yang mirip dengan penyanitasi tangan. Aksi antivirus dalam kandungan pasta gigi dan obat kumur dinilai dapat berdampak pada kemampuan Covid-19 utnuk menyebar.
Terlepas dari klaim para ahli ini, peran pasta gigi dan obat kumur dalam mengeliminasi virus corona yang masuk ke dalam mulut masih belum dibuktikan secara ilmiah. Hal ini juga belum dianjurkan oleh badan-badan kesehatan, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau National Health Service, layanan kesehatan Inggris.
Profesor di bidang ilmu kedokteran dari University of East Anglia Paul Hunter mengatakan sikat gigi secara rutin merupakan hal yang baik untuk kesehatan secara umum. Namun, menganjurkan sikat gigi untuk mencegah Covid-19 dinilai terlalu jauh.
Hunter mengatakan dia tak bisa mengatakan bahwa tak ada efek sama sekali dari menyikat gigi terhadap pencegahan penularan Covid-19. Akan tetapi, secara pribadi Hunter menilai menyikat gigi tak akan membuat perbedaan berarti.
Alasannya, virus dalam droplet menginfeksi melalui hidung. Droplet juga bisa terhirup langsung masuk hingga ke ujung tenggorokan dan masuk lebih dalam lagi ke saluran pernapasan.
"Jadi sisa disinfeksi di sekitar gigi sangat tidak mungkin memiliki manfaat," tukas Hunter.
Selain itu, virus merupakan patogen intraseluler. Ketika virus sudah masuk ke dalam sel, dia akan terlindungi dari disinfeksi di permukaan sel. Oleh karena itu, kesempatan disinfektan untuk membunuh virus hanyalah ketika virus belum masuk ke dalam sel, menurut Hunter.
Peneliti senior dari University of Southampton Dr Michael Head juga sependapat dengan Hunter. Menurut Head, bukti seputar sikat gigi dapat mencegah Covid-19 masih terbatas. Anggapan bahwa sikat gigi dan //mouthwash// dapat menekan penyebaran Covid-19 masih sebatas teori.
"Saat ini, itu hanya sebuah teori," jawab Head.
Hingga saat ini, upaya pencegahan Covid-19 yang sudah terbukti cukup efektif adalah menggunakan masker, mencuci tangan dengan air dan sabun atau menggunakan //hand sanitizer//, serta menjaga jarak. Penting pula untuk menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit.