REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Film-film dengan biaya produksi besar semakin umum ditemukan pada era modern saat ini. Namun, bukan berarti film-film berbujet besar hanya eksklusif pada masa kini.
Sejak dulu, Hollywood tak pernah segan mengucurkan dana yang besar demi menghasilkan film yang mampu memukau penonton. Film Gone With the Wind merupakan salah satu contoh film pada masa lampau yang diproduksi dengan biaya tinggi pada masanya.
Berikut ini adalah daftar film dengan biaya produksi termahal pada tiap dekade sejak era 1920-an, seperti dilansir di Looper:
Era 1920-an
Film Ben-Hur: A Tale of the Christ menjadi film dengan biaya termahal pada era 1920-an. Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama yang berasal dari 1880.
Film Ben-Hur: A Tale of the Christ menelan biaya produksi sebesar 3,67 juta dolar AS atau sekitar Rp 54,3 miliar bila dikonversi dengan nilai tukar saat ini. Biaya sebesar itu bukan nilai produksi film yang umum pada era 1920-an.
Namun, biaya yang besar diperlukan untuk bisa memvisualisasikan novel dengan baik ke dalam film. Salah satu alasannya, film berdurasi 143 menit ini membutuhkan banyak penunjang syuting yang mahal. Biaya besar ini terbayarkan dengan antusiasme penonton yang besar. Ben-Hur: A Tale of the Christ berhasil meraup keuntungan hingga 9 juta dolar AS atau lebih dari dua kali lipat biaya produksi.
Era 1930-an
Sinema Gone With the Wind menjadi film dengan biaya produksi termahal pada era 1930-an. Film adaptasi dari novel karya Margaret Mitchell ini harus mengeluarkan biaya hak cipta sebesar 50 ribu dolar AS atau sekitar Rp 740 juta bila dikonversi dengan nilai tukar saat ini.
Selain itu, ada pengeluaran tambahan sebesar 250 ribu dolar AS atau sekitar Rp 3,7 miliar bila dikonversi dengan nilai tukar saat ini untuk persiapan dan tes.
Mulanya, total biaya produksi film Gone With the Wind diprediksi sebesar 1,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 22,2 miliar bila dikonversi dengan nilai tukar saat ini. Akan tetapi, biaya produksi tersebut ternyata membengkak menjadi hampir 4 juta dolar AS atau sekitar Rp 59 miliar.
Akan tetapi biaya besar ini terbayarkan dengan kesuksesan Gone With the Wind. Film ini masih sangat dikenal meski 80 tahun telah berlalu. Perilisan domestik film ini berhasil meraup keuntungan 198 juta dolar AS, yang bila disesuaikan dengan inflasi akan membuat film ini menjadi film dengan keuntungan terbesar sepanjang sejarah.
Era 1940-an
Pada era 1940-an, gelar film dengan biaya produksi terbesar disematkan pada film Forever Amber. Memproduksi film dengan biaya besar pada era ini sebenarnya merupakan pertaruhan yang cukup berani.
"Tahun-tahun awal dekade 40-an tidak menjanjikan untuk industri film Amerika, khususnya setelah serangan 1941 di Pearl Harbor oleh orang Jepang, dan kerugian di pasar luar negeri," ujar Tim Drake dari Film.org.
Tak ada pasar yang cukup besar untuk film internasional yang membuat pegiat film berani memproduksi film dengan biaya sebesar Gone With the Wind. Namun pada 1947 atau dua tahun setelah Perang Dunia II, sutradara Otto Preminger menghadirkan Forever Amber.
Film ini mulanya akan diproduksi dengan biaya 3 juta dolar AS atau sekitar Rp 44 miliar dengan nilai tukar saat ini. Akan tetapi ada beberapa kekacauan yang membuat biaya produksi membengkak, seperti penggantian pemeran utama.
Total biaya yang dihabiskan untuk film ini adalah 6 juta dolar AS atau sekitar Rp 88,8 miliar menurut nilai tukar saat ini. Film ini berhasil menghasilkan 8 juta dolar AS atau sekitar Rp 118 miliar. Akan tetapi, jumlah tersebut belum cukup untuk membuat Forever Amber menjadi film yang menguntungkan.
Era 1950-an
Ben-Hur merupakan film dengan biaya produksi terbesar pada era 1950-an. Estimasi awal biaya produksi Ben-Hur adalah 5 juta dolar AS pada 1953 hingga 13 juta dolar AS pada 1958. Akan tetapi, film ini akhirnya menelan biaya sebesar 15 juta dolar AS atau sekitar Rp 222,2 miliar dengan nilai tukar saat ini.
Beberapa aspek yang membuat biaya produksi Ben-Hur menjadi sangat besar adalah keterlibatan 15 ribu figuran serta penggunaan enam kamera yang sangat mahal, yaitu 100 ribu dolar AS per kamera pada waktu itu. Lama proses produksi juga turut menambah besar biaya. Film ini berhasil meraih pendapatan domestik yang besar yaitu 73 juta dolar AS atau sekitar Rp 1 triliun menurut nilai tukar saat ini.
Era 1960-an
Cleopatra menjadi film dengan biaya produksi terbesar pada era 1960-an. Film ini direncanakan hanya menelan biaya 5 juta dolar AS atau sekitar Rp 74 miliar menurut nilai tukar saat ini.
Biaya produksi mulai membengkak setelah sutradara Rouben Mamoulian diganti setelah proses produksi berjalan selama empat bulan. Film ini tercatat menelan biaya produksi sebsar 44 juta dolar AS atau sekitar Rp 651 miliar menurut nilai tukar sat ini.
Film ini meraup pendapatan hampir 58 juta dolar AS pada 1963. Bila disesuaikan dengan inflasi saat ini, total pendapatan dari film Cleopatra mencapai 484 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun.
Era 1970-an
Pada 2020, merupakan hal yang normal bila film pahlawan super menelan biaya produksi hingga ratusan juta dolar AS. Rata-rata film Marvel Cinematic Universe menelan biaya sebesar 300 juta dolar AS.
Namun biaya produksi besar untuk film adaptasi komik bukan hal yang biasa terjadi pada era 1970-an. Saat itu, film pahlawan super juga belum terlihat di jajaran perfilman.
Oleh karena itu, fakta bahwa film Superman menelan biaya hingga 55 juta dolar AS pada saat itu menjadi sebuah konsep segar. Meski menelan biaya besar, film ini berhasil meraup pendapatan dari penayangan di berbagai belahan dunia sebesar 300,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun menurut nilai tukar saat ini.
Era 1980-an
Rambo III menjadi film dengan biaya produksi terbesar di era 1980-an. Film ini menelan biaya produksi sebesar 69 juta dolar AS atau sekitar Rp 1 triliun menurut nilai tukar saat ini. Jumlah tersebut membengkak sekitar dua kali lipat dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 31 juta dolar AS.
Biaya produksi film Rambo III juga jauh lebih besar dibandingkan biaya produksi film Rambo pertama, yaitu First Blood pada 1982. Pada saat itu, First Blood menelan biaya produksi sebsar 15 juta dolar AS.
Meski berbiaya besar, Rambo III berhasil meraup pendapatan tiga kali lipat lebih besar dari biaya produksi. Pendapatan film ini dari penayangan di berbagai belahan dunia mencapai hampir 189 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,7 triliun.
Era 1990-an
Titanic merupakan film yang disukai banyak orang hingga saat ini. Popularitas yang besar ini setimpal dengan biaya produksi film yang cukup besar di masanya.
Film yang dirilis pada 1997 ini semula direncanakan hanya menelan biaya sebesar 100 dolar AS. Akan tetapi, ada beragam faktor yang akhirnya membuat biaya produksi Titanic membengkak dua kali lipat menjadi 200 juta dolar AS.
"Itu membuat Titanic menjadi film pertama dalam sejarah yang menelan biaya lebih dari 200 juta dolar AS (tidak disesuaikan dengan inflasi)," menurut laman Independent.
Pada masa awal perilisan, Titanic berhasil meraup pendapatan sebesar 1,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 26 triliun menurut nilai tukar saat ini.
Era 2000-an
Film yang paling banyak menelan biaya produksi pada era 2000-an adalah Pirates of the Caribbean: At World's End. Film yang rilis pada 2007 ini menelan biaya 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,4 triliun. Ini membuat Pirates of the Caribbean: At World's End menjadi film termahal dalam sejarah, tanpa disesuaikan dengan inflasi.
Biaya produksi yang selangit terbayar dengan popularitas film ini. Pirates of the Caribbean: At World's End berhasil meraup keuntungan sebesar 961 juta dolar AS atau sekitar Rp 14 triliun.
Era 2010-an
Film serial Pirates of the Carribbean kembali menduduki posisi sebagai film dengan biaya produksi terbesar pada era 2010-an. Kali ini, posisi film dengan biaya produksi terbesar dipegang oleh Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides.
Laman Deadline pada 2011 melaporkan bahwa film Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides menelan biaya produksi sebesar 250 juta dolar AS. Namun pada 2014, terungkap bahwa biaya produksi film ini mencapai 410,6 juta dolar AS atau sekitar Rp 6 triliun menurut nilai tukar saat ini.
Ini membuat film Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides menjadi film termahal di antara film-film Pirates lainnya. Di samping itu, Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides juga menjadi film termahal sepanjang sejarah.