REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Setiap orang tua berharap memiliki anak yang senantiasa sehat dan ceria. Terkadang ada anak yang mau tidak mau harus menurunkan berat badan agar tidak obesitas.
Orang tua perlu bijak mengomunikasikannya agar tidak ada perasaan rendah diri pada sang buah hati. Dilansir di laman Today, Rabu (23/9), hampir satu dari lima anak AS mengalami obesitas. Hal itu menurut laporan dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional pada 2016 yang didefinisikan sebagai Indeks Massa Tubuh (BMI).
Meski beberapa ahli berbeda pendapat mengenai seberapa besar obesitas secara langsung mempengaruhi kesehatan, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) mencatat beberapa faktor terkait. Itu seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol, diabetes tipe 2, asma, apnea tidur, masalah sendi, serta penyakit hati berlemak sebagai beberapa kemungkinan komplikasi dari obesitas masa kanak-kanak.
CDC juga memperingatkan bahwa anak-anak obesitas menghadapi risiko lebih besar mengalami kecemasan dan depresi, harga diri rendah, dan perundungan.
Sekarang, ada juga bukti bahwa obesitas dapat membuat komplikasi Covid-19 menjadi lebih parah, bahkan pada orang muda. Bagaimana cara orang tua mengatasi obesitas pada anak tanpa membuatnya merasa malu?
American Academy of Pediatrics mendefinisikan anak-anak dengan BMI antara persentil 85 dan 95 dianggap kelebihan berat badan. Mereka dengan BMI di atas persentil ke-95 didefinisikan sebagai obesitas.
Anak-anak dengan BMI antara persentil ke-5 dan ke-85 umumnya dianggap memiliki berat badan sehat, dan para ahli tidak menyarankan untuk membicarakan berat badan secara khusus dengan mereka. "Alih-alih bicarakan secara umum tentang kesehatan, kebugaran fisik, dan nutrisi," kata pakar parenting dan perkembangan anak dr Deborah Gilboa mengatakan kepada Today Parents.
Gilboa mengatakan penting bagi semua anak menyadari apa yang mereka miliki dalam hidup, yang tidak hanya mencakup waktu yang dihabiskan untuk duduk-duduk saat berada di layar, ataupun kegiatan statis lainnya.
Jika memiliki anak obesitas pada usia prasekolah atau sekolah dasar, orang tua secara alami dapat membatasi pilihan makanan mereka dengan membatasi apa yang dibeli dan sediakan untuk mereka di rumah. Alih-alih berbicara tentang angka pada skala, bicarakan tentang konten dan kualitas pilihan makanan mereka dan tingkat aktivitas tanpa penilaian atau rasa malu.
"Fokuslah pada keinginan agar tubuh mereka bekerja dengan baik tanpa merasa lelah atau lelah, untuk menjaga energi mereka," kata Gilboa.
Ahli diet yang berbasis di New York City dan ahli makan intuitif Shana Spence mengatakan label makanan tidak terlalu efektif untuk dimengerti anak-anak. Anak dapat membawa pesan semacam itu hingga dewasa dan itu membuat mereka menghadapi masalah hubungan dengan makanan.
Dia menganjurkan untuk mengajar anak-anak lewat praktik makan yang sadar atau intuitif, dan dapat mencontoh orang dewasa setelah anak-anak mulai makan makanan padat. Dalam hal ini, orang tua perlu terus menjadi teladan.