REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terkini mengungkap pentingnya memperhatikan kondisi gizi anak supaya tidak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Kelebihan berat badan pada anak berisiko jadi "pembunuh senyap" karena berimbas pada tekanan darah tinggi.
Penelitian digagas oleh organisasi perawatan kesehatan nirlaba Amerika Serikat, Kaiser Permanente, dan diterbitkan di JAMA Network Open. Studi menemukan bahwa anak-anak yang tergolong kelebihan berat badan lebih mungkin untuk mengembangkan hipertensi.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius seperti serangan jantung dan strok jika tidak ditangani. Idealnya, tekanan darah tinggi berkisar antara 90/60mmHg-120/80mmHg, dan dianggap tinggi jika lebih dari 140/90mmHg.
Penulis utama studi, Corinna Koebnick, menyoroti efek merugikan dari kelebihan berat badan terhadap kesehatan anak-anak. Dia menyampaikan, hipertensi di usia muda dapat berlanjut hingga dewasa dan terkait dengan kerusakan organ jantung dan pembuluh darah.
"Karena kerusakan organ tidak dapat dipulihkan, mencegah hipertensi pada generasi muda sangatlah penting," kata Koebnick, seperti dikutip dari laman The Sun, Rabu (15/3/2023).
Tim peneliti memeriksa catatan kesehatan 801.019 anak-anak yang berbasis di California Selatan berusia antara tiga hingga 17 tahun. Periset membandingkan indeks maksimum tubuh awal anak dengan lima tahun kemudian, juga mengecek tekanan darah mereka.
Setelah itu, peneliti membagi anak-anak berdasarkan berat badan rata-rata rendah (persentil kelima hingga ke-39), sedang (persentil ke-40 hingga ke-59), atau tinggi (persentil ke-60 hingga ke-84). Tujuannya, melihat apakah anak-anak yang tidak dianggap kelebihan berat badan berpotensi mengalami hipertensi.