REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- John Boyega memutuskan mundur sebagai duta merek untuk perusahaan parfum asal Inggris, Jo Malone. Keputusan itu dibuat setelah perusahaan merekam ulang video iklan untuk pasar China, dengan meniadakan Boyega. Iklan yang dibuat ulang itu menggantikan Boyega dengan aktor China, Liu Haoran.
"Saya telah memutuskan untuk mundur sebagai duta global Jo Malone. Ketika saya bergabung dengan merek ini sebagai duta global pria pertama mereka tahun lalu, saya membuat film pendek yang digunakan untuk meluncurkan kampanye. Film tersebut memenangkan penghargaan Virtual Fragrance Foundation 2020 untuk Kampanye Media Terbaik," kata aktor Star Wars tersebut.
Iklan terbaru tidak lagi menampilkan individu kulit hitam, yang awalnya menampilkan anggota keluarga Boyega dan lingkungan masa kecilnya di London. Menurut cicitan Boyega di akun Twitternya, dia mengaku tidak tahu apa-apa tentang proses pembuatan ulang video hingga iklan itu dipublikasikan.
"Yang pasti keputusan perusahaan untuk mengganti kampanye saya di China dengan menggunakan konsep saya dan menggantikan saya dengan aktor lokal, tanpa persetujuan atau pemberitahuan sebelumnya, adalah keliru. Film tersebut merayakan kisah pribadi saya," kata Boyega seperti dikutip dari Hollywood Reporter, Selasa (15/9).
Merespon kekecewaan Boyega, pihak Jo Malone langsung menyampaikan permintaan maaf karena merekam ulang iklan yang dibuat dan diarahkan Boyega sebagai duta global. Perusahaan juga minta maaf karena telah menggantikan Boyega dengan aktor Liu Haoran.
"Ini murni kesalahan kami dalam membuat iklan lokal. John adalah artis luar biasa dengan visi dan tujuan pribadi yang hebat. Konsep film ini didasarkan pada pengalaman pribadi John dan seharusnya tidak direplikasi,” demikian pernyataan Jo Malone.
Jo Malone juga berjanji akan segera menghapus video iklan baru. Mereka mengakui telah menyakiti beberapa pihak, juga melanggar hak cipta.
"Kami menghormati John, dan mendukung mitra serta penggemar kami secara global. Kami menanggapi kesalahan langkah ini dengan sangat serius dan kami akan melakukan perbaikan di masa yang akan datang," kata pihak Jo Malone.
Ini bukan pertama kalinya Boyega terlibat dalam kontroversi pemasaran di China. Pada 2015, poster film untuk Star Wars: The Force Awakens di China secara khusus mengecilkan citra Boyega dibandingkan dengan versi Amerika. Para penggemar dan pengguna media sosial juga mengecam apa yang dilakukan Marvel kala itu.