REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kain dan hasil karya busana masyarakat dari berbagai daerah Indonesia sangat beragam. Rancangan yang lahir dari perajin dan perancang anak bangsa pun semakin mendapat hati di masyarakat.
Perancang busana Vivi Jubedi mengapresiasi semakin meningkatnya kebanggaan masyarakat terhadap produk lokal (local pride). Sejak menggeluti industri fashion pada 2010, Vivi melihat fashion lokal semakin diapresiasi. Itulah sebabnya dia juga menggalakan #FROMVIVIZUBEDIUNTUKINDONESIA sebagai bentuk apresiasi terhadap dukungan bagi fashion lokal.
"Jadi ini bentuk terima kasih Vivi terhadap Indonesia yang sudah mendukung jalannya kami selama ini," kata Vivi melalui webinar yang disimak di Jakarta, Jumat (28/8).
Bentuk apresiasi ini juga diwujudkan dengan peluncuran koleksi Archipelago yang mengeksplorasi motif daerah dalam bentuk print dan dijual di pasar lokal maupun global. Vivi mengakui, saat dirinya dua kali berkesempatan mengikuti panggung internasional New York Fashion Week, rancangan asal Indonesia cukup banyak mendapatkan perhatian.
"Mereka terkesima banget dengan hasil karya Indonesia, tidak percaya hand made yang nilainya memang unik, memang di luar tidak ada. Dari situlah begitu balik sana jadi harus lebih dikembangkan karena potensial sekali," ungkap Vivi.
Menurut Vivi, banyak yang belum tereksplorasi, mulai dari tas rotan, kain serat kayu, dan karya etnik lainnya. Vivi mendatangi beberapa wilayah untuk mengajak kolaborasi dan membawa eksplorasi ke panggung internasional.
Salah satu yang Vivi sambangi adalah Kalimantan Selatan. Ia mengeksplorasi kain Sasirangan dan Pagatan.
"Banyak e-mail dari media, majalah besar, dan juga perhatian dari desainer artis-artis besar yang sudah mengeksplorasi negara lain, tapi baru tahu di Indonesia ada kain bagus," kata Vivi.
Melalui program Ikra, Vivi juga ingin lebih merangkul para perajin dari berbagai daerah. Ada kurang lebih 367 UMKM yang diajak kerja sama melalui program yang sudah ada sejak 2018.