REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kementerian Kesehatan India telah mengeluarkan catatan panduan yang menyatakan bahwa seluruh pasien tuberkulosis (TB) akan menjalani skrining Covid-19. Sebaliknya, pasien Covid-19 juga di-skrining TB.
Selain itu, pasien TB juga cenderung memiliki penyakit penyerta atau kondisi hidup yang meningkatkan kerentanan mereka, seperti malnutrisi, diabetes, merokok, dan HIV. Pedoman Kementerian Kesehatan India mengatakan bahwa prevalensi tuberkulosis di antara pasien Covid-19 menurut berbagai penelitian berkisar antara 0,37 hingga 4,47 persen.
"Ada penurunan keseluruhan dalam pelaporan tuberkulosis sebesar 26 persen selama Januari hingga Juni 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena pandemi Covid-19," menurut pedoman tersebut.
Meskipun skrining TB-Covid-19 dua arah telah disarankan dalam catatan panduan untuk mengatasi morbiditas ganda penyakit tersebut, analisis tuberkulosis untuk semua kasus penyakit serupa influenza dan infeksi saluran pernapasan akut parah (ISPA) juga telah disarankan.
Catatan panduan menyatakan bahwa tuberkulosis dan Covid-19 adalah penyakit menular yang terutama menyerang paru. India merupakan negara penderita TB terbesar dunia bersama Indonesia dan China.
"Pasien Covid-19 dan TB datang dengan gejala batuk, demam, dan kesulitan bernapas yang serupa, tetapi penyakit TB memiliki masa inkubasi yang lebih lama dan serangan penyakit yang lebih lambat," jelas panduan tersebut.
Untuk skrining Covid-19, kementerian telah menyarankan bahwa semua pasien TB yang baru didiagnosis atau mereka yang sedang menjalani pengobatan harus menjalani tes Covid-19.
"Berdasarkan hasil tes Covid-19, penatalaksanaan lebih lanjut akan dilakukan sesuai pedoman Kemenkes. Bahkan, setelah didiagnosis Covid-19, pengobatan TB harus dilanjutkan tanpa gangguan," catatan itu menambahkan.