REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Demam merupakan reaksi pada tubuh ketika virus, bakteri dan hal asing lainnya masuk kedalam tubuh. Reaksi umumnya diketahui melalui perbedaan suhu tubuh dan daya tahan.
Pada anak, biasanya demam, batuk atau pilek dirisaukan oleh para orangtua, namun umumnya demam pada anak tidak disebabkan oleh hal yang berbahaya, bahkan demam merupakan pertanda baik bagi orangtua, bahwa ada tanda reaksi pertahanan tubuh pada anak yang terserang penyakit atau tumbuh fisik hingga menimbulkan demam.
Jika demam pada orang dewasa terjadi saat suhu tubuh mencapai 38-39 derajat celcius, demam pada bayi dan anak-anak terjadi saat suhu tubuh mencapai 37 derajat celcius hingga lebih. Hal ini disebabkan oleh perbedaan suhu tubuh dan daya tahan antara orang dewasa dengan bayi atau anak-anak.
Berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, dokter spesialis anak dari Siloam Hospitals Denpasar, dr I Gusti Ngurah Twi Adyana, SpA., menyatakan hal mendasar dari demam adalah ketika terjadi maka harus diukur dengan termometer dan tidak boleh mengandalkan perabaan atau perasaan orang tua.
dr. I Gusti Ngurah Twi Adnyana, SpA juga mengingatkan akan penyebab demam ini bisa bermacam-macam, meskipun didalam periode Pandemi Covid-19. Selain reaksi tubuh dari timbulnya infeksi atau gejala penyakit, demam bisa berarti masa pertumbuhan organ bagi sang buah hati.
"Intinya adalah jangan khawatir, hadapi demam pada anak dengan penanganan mandiri serta perhatikan gejala awal yang menyertai kehadiran demam pada tubuh anak", tutur dr. I Gusti Ngurah Twi Adnyana, Sp.A., pada Webinar Kesehatan bertajuk "Mengatasi Demam Pada Anak Di Era Pandemi Covid-19", Rabu, (12/8) yang digelar manajemen Siloam Hospitals Denpasar.
Ia menyatakan penanganan mandiri demam pada anak meliputi pemberian air putih atau ASI pada bayi guna menyikapi reaksi suhu tubuh anak yang meninggi, mengenakan pakaian longgar agar anak nyaman sekaligus memudahkan reaksi penguapan suhu tubuh serta pengompresan tubuh dengan air hangat.
"Dan terakhir berikan obat penurun panas sesuai dosis yang berlaku pada tingkatan umur anak," ujar dia.
Akan tetapi, demam dimasa Pandemi Covid-19 dan khawatir terpapar Corona, maka hal penting yang harus diketahui orang tua adalah melihat efektifitas kerja obat penurun panas yang diberikan kepada anak.
"Jika dalam dua hari selanjutnya pemberian obat penurun panas tidak memberi hasil optimal dan demam anak makin tinggi maka perhatikan adanya gejala lain pada tubuh anak, segera bawa ke dokter spesialis anak atau ke rumah sakit", pungkas I Gusti Ngurah Twi Adnyana mengingatkan.