Ahad 09 Aug 2020 04:53 WIB

Resepsi Pernikahan Lantatur Solusi di Tengah Pandemi

Dalam resepsi pernikahan lantatur tamu tidak boleh turun dari kendaraan.

Resepsi Pernikahan Lantatur Solusi di Tengah Pandemi. Pasangan mempelai saat menyapa tamu pada acara resepsi pernikahan secara lantatur atau drive thru di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020). Resepsi pernikahan secara drive thru menjadi alternatif pesta pernikahan guna mencegah penyebaran wabah COVID-19.
Foto:

Asosiasi Pengusaha Pernikahan dan Gaun Indonesia (APPGINDO) pada 24 Juni 2020 telah menyampaikan pernyataan terkait kondisi itu. Organisasi ini mengharapkan resepsi pernikahan diizinkan kembali dengan penerapan protokol kesehatan.

Sudah berbulan-bulan pandemi melanda Jakartadan tiga bulan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), asosiasi yang berisi berbagai perusahaan bidang pernikahan ini mengaku kehilangan sekitar Rp 300 miliar per bulan. Hal itu akibat tak adanya resepsi.

"Kerugiannya sampai ratusan miliar. Karena dari seluruh industri wedding itu per bulan ada Rp 300 miliar," kata Ketua Umum APPGINDO Andie Oyong yang saat itu ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Total uang yang beredar itu di atas Rp 5 triliun setahun dan saat ini sudah terhenti. Untuk satu vendor sepekan bisa dua sampai tiga kali.

"Sekarang sudah shut down bahkan ribuan pekerja kami juga terdampak sampai ada yang kena PHK," katanya.

photo
Pasangan mempelai bersama keluarga saat menyapa tamu undangan pada acara resepsi pernikahan secara drive thru di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020). Resepsi pernikahan secara drive thru menjadi alternatif pesta pernikahan guna mencegah penyebaran wabah COVID-19. - (Antara/Fakhri Hermansyah)

Karena itu, asosiasi mengharapkan dalam waktu dekat di tengah PSBB Transisi, pemerintah daerah mengizinkan digelarnya resepsi dengan protokol kesehatan ketat. Artinya meningkatkan ketentuan upacara nikah dari sebelumnya hanya bisa sampai akad atau pemberkatan dengan pembatasan sampai 30 orang saja oleh Kementerian Agama.

"Yang kami harapkan dari industri resepsinya. Karena kalau acara akad nikah kan tidak banyak vendor yang terlibat," katanya.

Bukan hanya industri katering dan dekorasi tapi sampai ke daerah seperti petani bunga dan peternakan. Itu akan tergerak perekonomiannya.

Asosiasi ini telah mengambil pelajaran dari resepsi pernikahan di Kampung Karang Kimpul, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 14 Juni 2020. Pernikahan itu dituding menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

"Kasus Semarang adalah pembelajaran, tapi ini meyakinkan apa yang kita gerakan ini, industri pernikahan bukan hanya di hotel saja, tapi di bawah juga," kata Andie.

Asosiasi telah menyiapkan protokol kesehatan untuk kegiatan pernikahan di Jakarta yang juga didiskusikan dengan pimpinan DPRD DKI Jakarta agar industri pernikahan kembali bergeliat tanpa melanggar aturan.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement