REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar pelajar Indonesia masih menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ). Belum lagi jika mereka masih ingin mengakses gawai untuk bermain.
Benarkah ada risiko yang sangat berbahaya, termasuk memicu kebutaan dini jika screen time anak berlebihan? Dr Andito K Adisasmito SpM dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RS Anak dan Bunda Harapan Kita mengatakan, risiko munculnya masalah pada mata memang ada apabila anak melakukan aktivitas layar yang berlebihan.
"Kebutaan dini tidak, tapi dua masalah yang sering terkait penggunaan gawai dalam jangka panjang adalah aktivitas lihat dekat berlebihan yang mungkin memicu minus dan mata kering akibat terlalu lama melihat layar," kata Andito.
Andito mengatakan, aktivitas lihat dekat berlebihan bisa berisiko menimbulkan masalah lensa mata mencembung/berakomodasi terlalu lama sehingga meningkatkan kemungkinan penambahan minus. Berdasarkan penelitian juga ditunjukkan bahwa aktivitas luar ruang punya efek protektif mengurangi kemungkinan mata minus.
"Studi lain juga mendapatkan bahwa anak-anak pada masyarakat perkotaan memiliki angka jumlah pemakai kacamata lebih tinggi dibandingkan anak di pedesaan yang aktivitas luar ruangnya lebih banyak," kata dokter yang juga praktik di Klinik Mata Jakarta Aini dan RS Premier Bintaro itu.
Ketika menatap layar gawai terlalu lama, mata akan kering karena lupa berkedip. Andito menyerukan agar orang tua harus mengatur, misalnya dari pemakaian kipas angin dan AC yang tidak boleh langsung mengenai wajah, bila perlu pasang pelembap udara (air humidifier), dan mengajak anak menyempatkan beristirahat agar lebih releks dan mengedip-ngedipkan mata.