Selasa 14 Jul 2020 16:07 WIB

Angelina Jolie Perjuangkan Pendidikan Anak-Anak Pengungsi

Angelina Jolie ingin anak-anak pengungsi bisa dapat pendidikan layak setelah pandemi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Selebritas Angelina Jolie mengingatkan anak-anak yang hidup sebagai pengungsi berisiko besar putus sekolah.
Foto: EPA
Selebritas Angelina Jolie mengingatkan anak-anak yang hidup sebagai pengungsi berisiko besar putus sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Aktris Angelina Jolie melakukan advokasi untuk menjamin anak-anak pengungsi memiliki pendidikan yang layak setelah pandemi corona. Utusan Khusus Badan Pengungsi PBB, UNHCR, itu mengajak semua pihak bersama-sama menemukan jalan terbaik.

"Jika kau adalah anak-anak yang hidup sebagai pengungsi sebelum adanya pandemi, kau bisa jadi dua kali lebih mungkin berhenti sekolah daripada anak-anak lain," ungkap Jolie.

Baca Juga

Menurut Jolie, tanpa ketersediaan fasilitas dan akses untuk kegiatan belajar jarak jauh, mustahil bagi anak-anak pengungsi untuk bisa belajar. Usai pandemi, mereka sangat berisiko tak bisa menjejakkan kaki ke dalam kelas lagi.

Perempuan 45 tahun itu mengatakan, bagi jutaan anak, sekolah adalah jalur penting untuk peluang kehidupan lebih baik. Ruang kelas juga menawarkan perlindungan atau penangguhan dari kekerasan, eksploitasi, dan keadaan sulit di rumah.

"Kita harus menemukan jalan untuk menjamin akses keberlanjutan edukasi untuk generasi muda di seluruh dunia," kata Jolie, dikutip dari laman Fox News, Selasa (14/7).

Sang aktris menyampaikan urgensi isu tersebut pada siaran live stream UNESCO dan UNHCR, Senin (13/7). Kegiatan virtual itu bertujuan agar negara lain mengikuti jejak Britania Raya memberi bantuan dana pendidikan untuk 10 negara termiskin dunia.

Utusan Khusus Inggris untuk Pendidikan Perempuan, Baroness Liz Sugg, mengumumkan bahwa negaranya menjanjikan donasi 5,5 juta poundsterling (sekitar Rp 95,94 miliar). Dana akan disalurkan untuk membantu pendidikan anak-anak pengungsi.

Selama tujuh bulan ke depan, sumbangan tersebut dialokasikan ke daerah-daerah dengan sumber daya rendah serta mendanai para pengajar di sana. Sugg mengatakan, pendidikan harus jadi prioritas dalam pemulihan global dari pandemi corona.

"Epidemi ini bukan hanya krisis kesehatan, ini adalah krisis pendidikan, terutama bagi anak-anak pengungsi. Tanpa sekolah dan pendidikan, mereka tidak akan dapat membangun kembali kehidupan mereka dan memaksimalkan potensi," ucap Sugg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement