REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak dr Bernie Endyarni Medise SpA mengatakan bahwa sentuhan dan interaksi dua arah melalui pijatan dapat menjadi bentuk stimulasi multi sensorik untuk bayi. Multi sensorik yang dimaksud antara lain penglihatan, penciuman, perabaan, pendengaran, pengecap, dan keseimbangan bayi.
Bernie menjelaskan, kontak antara orang tua dan bayi kala memijat akan membangun stimulasi penglihatan si kecil. Bayi yang mendapat pijatan secara rutin memiliki kemungkinan 50 persen lebih besar untuk melakukan kontak mata.
"Jadi harus ada komunikasi dua arah, pastikan orang tua fokus dan interaktif saat memijat. Jadi itu akan merangsang panca indera si bayi,” kata Bernie dalam sebuah diskusi virtual di laman Facebook Johnson & Johnson pada Sabtu (6/6).
Kala memijat, orang tua perlu interaktif demi mengoptimalkam stimulasi penciuman, perabaan, pendengaran, pengecap, dan keseimbangan bayi. Sambil memijat, orang tua bisa sambil menyanyikan lagu, membacakan shalawat, atau mengajak anaknya berbincang. Meski belum memahami apa yang disampaikan, namun bayi akan mengerti bahasa tubuh dan raut wajah ayah dan ibunya.
"Sambil memijat kita ajak bicara, "pinjam ya sayang tangannya atau enak tidak sayang pijatan bunda", itu bisa menstimulasi pendengaran, perabaan,” jelas Bernie.
Stimulasi pada bayi bisa dilakukan setiap saat, misalnya ketika mandi, makan, main, persiapan tidur, bahkan saat bersentuhan. Menurut Bernie, semakin banyak panca indera yang dilibatkan dan semakin sering stimulasi diberikan maka proses tumbuh kembang bayi semakin optimal.
Stimulasi multi sensori juga memberikan banyak manfaat baik bagi bayi, antara lain mengurangi tangisan dan stres bayi, menambah berat badan, membentuk komunikasi bayi dan memperbaiki kualitas dan kuantitas tidur bayi.