Rabu 27 May 2020 06:56 WIB

Langkah Memulai Hidup New Normal Menurut Psikiater

Tahapan siklus perubahan hidup new normal dimulai dengan prekontemplasi

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah warga mencuci tangannya. Tahapan siklus perubahan hidup new normal dimulai dengan prekontemplasi. Ilustrasi.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah warga mencuci tangannya. Tahapan siklus perubahan hidup new normal dimulai dengan prekontemplasi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ungkapan new normal life kerap terdengar semasa pandemi Covid-19. Menurut psikiater Lahargo Kembaren, mengubah pola perilaku untuk hidup normal yang baru bukanlah hal yang mudah, namun tetap mungkin dilakukan demi dunia yang lebih baik.

"Virus corona adalah alarm bagi kita semua dalam membangun tatanan dunia dan kehidupan yang lebih baik," kata Lahargo. Dia menjelaskan setiap perubahan memiliki tahapan yang perlu dikenali dan dijalani yang dikenal dengan the cycle of change.

Baca Juga

Tahapan siklus perubahan itu dimulai dengan prekontemplasi. Pada fase ini, tidak ada keinginan untuk berubah dan memulai sesuatu yang baru. Banyak orang tetap beraktivitas dengan pola perilaku yang sama, meskipun itu membawa kerugian atau berbahaya.

Pada tahap kedua, kontemplasi. Orang-orang mulai menyadari adanya masalah akibat pola perilaku yang lama, tetapi belum ada komitmen untuk mulai melakukan perubahan perilaku. Fase ini disusul tahap persiapan, saat masyarakat menganggap perubahan perilaku adalah hal baik.

Fase selanjutnya adalah aksi yakni ketika perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari mulai terlihat secara aktif. Selanjutnya adalah tahap pemeliharaan. Perilaku baru (new normal life) sudah dilakukan dan mulai dipertahankan, menggantikan perilaku yang lama.

Tahapan keenam adalah relaps yaitu kembali kepada perilaku yang lama dan menyebabkan kerugian serta bahaya. "Perubahan perilaku ini berlangsung dalam bentuk spiral dan bisa bergeser dari satu fase ke fase berikutnya secara maju atau mundur," kata Lahargo.

Psikiater yang praktik di RS Marzoeki Mahdi Bogor itu menyebutkan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan atau beradaptasi dengan kehidupan normal yang baru. Pertama, pikirkan dan tuliskan satu atau beberapa kebiasaan baru yang akan dilakukan.

Kemudian, berkomitmenlah untuk melakukannya setiap hari meski belum sempurna. Bangun kebiasaan baru tersebut dengan kebiasaan rutin yang sudah dilakukan. Misalnya disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan di manapun berada.

Saran lain dari Lahargo adalah start low go slow. Artinya, memulai dengan hal sederhana dan mudah dilakukan, kemudian tingkatkan perlahan sampai terbentuk perilaku baru yang optimal. Selalu bersiap untuk tantangan, hambatan, dan ancaman yang mungkin muncul.

Jangan ragu membagikan kepada orang lain mengenai perubahan perilaku yang sudah dilakukan sehingga bisa menjadi inspirasi. Penting juga memberikan apresiasi kepada diri sendiri dan orang lain atas keberhasilan melakukan perilaku baru yang positif.

"Ini akan menjadi penguatan atau reinforcement sehingga perilaku baru tersebut semakin kuat bertahan. Integrasikan pola perilaku baru tersebut menjadi bagian integral dalam hidup kita," ungkap Lahargo kepada Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement