Kamis 07 Oct 2021 11:47 WIB

Perubahan Gaya Hidup akibat Pandemi Pengaruhi Psikis

Perubahan gaya hidup semenjak pandemi berdampak kepada asupan makanan dan jam tidur.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Stres. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Stres. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan gaya hidup akibat pandemi Covid-19 dialami oleh banyak orang. Ada yang bisa beradaptasi dengan cepat, ada pula yang tidak. Menurut psikolog Kasandra Putranto, perubahan gaya hidup semenjak pandemi berdampak kepada asupan makanan, jam tidur dan aktivitas fisik.

Tidak adanya batasan antara jam kerja dengan waktu personal membuat banyak orang semakin sulit untuk memiliki gaya hidup yang sehat seperti pada kondisi sebelum pandemi. Aktivitas fisik pun menjadi terbatas karena seluruh kegiatan dilakukan di dalam rumah. 

Baca Juga

“Akibatnya pada kondisi psikis adalah berkurangnya kontak sosial yang mengakibatkan munculnya perasaan terisolasi, ketakutan akan menyebarnya virus sehingga berdampak pada kesejahteraan, serta meningkatkan resiko gejala psikologis seperti stres, cemas, dan depresi,” tulis Kasandra kepada Republika, baru-baru ini.

Tak sedikit dari kita mengalami gejala psikologis itu. Merasa terjebak hingga stres, lalu cemas, dan mungkin depresi menjadi hal yang mungkin saja bisa dialami oleh siapa saja. Menurut Kasandra, penyebab stress, cepat marah, dan gampang lelah saat pandemi disebabkan karena munculnya perasaan takut, khawatir, dan memikirkan kondisi diri dan orang-orang yang disayangi semasa pandemi.

“Maraknya berita seputar Covid-19 juga berpengaruh terhadap kondisi psikis karena dapat menimbulkan rasa cemas dan distress terhadap situasi pandemi,” jelas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement